Cocok Buat Perempuan: Motor Ini Tidak Perlu Gonta-Ganti Oli Setiap Bulan

MOTOR LISTRIK--TANGKAPAN LAYAR
Radarkoran.com-Kaum hawa yang merupakan pengguna sepeda motor, banyak yang tidak mengetahui kalau ganti oli itu penting bagi kendaraan yang digunaan. Hal ini sebagai pelumas sekaligus penggerak atau tenaga pembakar bagi sepeda motor yang menggunakan bensin. Namun ternyata ada kendaraan yang memungkinkan kamu sebagai pengguna, untuk tidak mengganti oli setiap bulannya. Kendaraan ini adalah motor listrik yang sekarang sedang ngetrend di kalangan masyarakat.
Motor listrik secara umum tidak membutuhkan oli mesin seperti motor bensin karena tidak memiliki mesin pembakaran internal. Namun, beberapa model motor listrik mungkin memerlukan pelumas untuk komponen mekanis seperti gearbox atau bearing.
Mengapa motor listrik tidak butuh oli mesin?
Tidak ada mesin pembakaran: Motor listrik digerakkan oleh motor elektrik yang mengubah energi listrik dari baterai menjadi energi mekanis. Tidak ada proses pembakaran atau komponen bergerak yang kompleks seperti piston dan crankshaft yang memerlukan pelumasan.
Perawatan lebih sederhana: Bebas dari kebutuhan oli mesin berarti perawatan motor listrik lebih mudah dan biaya operasional lebih rendah.
BACA JUGA:5 Cara Menghindari Kecelakaan Motor Beruntun di Jalan Raya
Kapan pelumas mungkin dibutuhkan?
Komponen gearbox: Beberapa motor listrik, seperti Honda CUV e: yang menggunakan hub drive dan gearbox, masih memerlukan pelumas untuk menjaga komponen tersebut awet dan tidak aus.
Komponen bearing: Komponen mekanis lain seperti bearing juga bisa memerlukan pelumas untuk memastikan kelancaran gerak dan daya tahan.
Kesimpulan
Secara umum, motor listrik tidak menggunakan oli mesin. Tetapi, selalu periksa buku manual atau buku servis kendaraan Anda untuk mengetahui apakah model motor listrik Anda memerlukan pelumas untuk komponen mekanisnya.
Motor listrik pada umumnya memang dapat meledak, tetapi kejadian ini tidak begitu sering dan biasanya disebabkan oleh masalah pada baterai lithium-ion yang bisa terjadi karena kerusakan fisik, cacat pabrik, penggunaan yang salah (seperti overcharging), atau rakitan yang buruk, yang dapat menyebabkan panas berlebih atau korsleting. Meski demikian, risiko ini lebih rendah dibandingkan motor bensin, dan teknologi yang aman serta penggunaan yang benar dapat meminimalkan potensi bahaya tersebut.