Hari Kesehatan Mental: Begini Kata Nasyiatul Aisyiyah Kepahiang

Nasyiatul Aisyiyah Kepahiang--IYUS/RK
Radarkoran.com-Setiap tahun, dunia memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia, pada tanggal 10 Oktober. Momen ini menjadi pengingat global akan pentingnya kesehatan jiwa, sebuah aspek kemanusiaan yang seringkali terabaikan di tengah gegap gempita kehidupan modern. Hubungan antara kesehatan mental dan Islam sangat erat, karena ajaran Islam tidak hanya mencakup aspek kehidupan spiritual, tetapi juga mental dan fisik.
Ketua Nasyiatul Aisyiyah (NA) Kepahiang, Fardia Fuspitasari, M.Pd.Si menyampaikan, kesehatan mental adalah bagian penting dari kesejahteraan holistik seorang muslim. Islam mengajarkan berbagai cara untuk menjaga kesehatan mental agar kita dapat menghadapi tantangan hidup dengan lebih tenang dan positif.
"Dalam Al-Qur’an, Allah memperjelas bahwa kehidupan dunia kita akan terus dipenuhi dengan ujian. Setiap hamba pasti akan melewati ujian dengan cara yang berbeda-beda, termasuk diuji dengan emosi kita sendiri. Salah satu emosi itu disebutkan dalam ayat di atas, yakni rasa cemas, takut, khawatir, atau prihatin," ujar Fardia, pada Senin 13 Oktober 2025.
Lebih lanjut, bahwa kewarasan dan kesadaran mental setiap individu, terutama kaum perempuan yang memegang peran ganda di rumah dan masyarakat, perlu terus dijaga serta diperhatikan
“Kesehatan mental yang terganggu dapat berdampak pada kehidupan pribadi, keluarga, bahkan lingkungan sosial masyarakat. Karena itu penting untuk memahami tanda-tanda sejak dini bila mengalami cemas, kekawatarin yang diluar nalar,” ucapnya
Ia mengurai berbagai faktor yang dapat memengaruhi kesehatan mental, mulai dari tekanan hidup sehari-hari, beban peran sebagai istri sekaligus ibu, hingga dinamika rumah tangga.
"Dekatkan secara spiritualitas yang merupakan salah aspek penting dari kesehatan mental. Menjaga kesehatan mental bisa dilakukan dengan menjaga spiritualitas kita dengan cara melakukan hal-hal baik seperti mengaji, berzikir dan beramal," urainya
Masih menurutnya, jika tidak ditangani, gangguan mental bisa menimbulkan dampak serius baik dalam jangka pendek maupun panjang. Karena itu, mengenali gejala awal serta mengelola tekanan hidup dengan bijak menjadi kunci pencegahan. Selama ini, orang banyak menganggap kesehatan mental hanyalah urusan bagi mereka yang benar-benar sudah terluka dan tidak kuat.
"Kesehatan mental bukan hanya soal mengatasi stres atau depresi melainkan bagaimana kita hidup dengan lebih sadar mengingat akar permasalahan bermula pada kehidupan yang tidak sadar,"ungkapnya
Bagi Fardia, Hari Kesehatan Mental Sedunia menjadi alarm bahwa kesehatan mental bukan pertanda bahwa kita lemah. Justru itu adalah tanda bahwa kita ingin tumbuh, berkembang, dan menghargai diri sendiri. Sejatinya, orang tak akan mencapai level sehat secara utuh apabila batin masih menyisakan luka dan tekanan yang belum selesai. Lantas, peduli akan kesehatan mental bisa jadi langkah awal untuk mengenal diri lebih dalam.
“Menerima apa yang tidak baik-baik saja pada diri kita, menerima luka kita, dan menemukan kembali jalan untuk pulih, untuk menjadi pribadi yang utuh,” jelasnya
Kesehatan mental teramat penting terkhusus kaum perempuan, karena beban yang dilakukan dalam ber aktivitas menjalani kehidupan sehari-hari sangat berat jalani kehidupan harus diimbangi dengan aktivitas spiritual, yakni memahami makna hidup mendekatkan diri kepada Allah SWT.