Jaga Golden Age Pertumbuhan Anak, Bupati Kepahiang: OPD Harus Saling Membahu Cegah dan Tangani Stunting

STUNTING : Bupati Kepahiang, Dr. Ir Hidayattulah Sjahid, MM, IPU menerangkan terkait pentingnya semua organisasi perangkat daerah bahu membahu melakukan pencegahan dan penanganan stunting.--REKA/RK

Radarkepahiang.bacokoran.co - Bupati Kepahiang, Dr. Ir Hidayattulah Sjahid, MM IPU menekankan keterlibatan semua stakeholder untuk ikut serta dan bersatu melakukan upaya percepatan penurunan angka prevalensi stunting, sebagai wujud komitmen pemerintah daerah. 

Dijelaskan Bupati, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan atau HPK.

Hingga saat ini stunting masih menjadi salah satu pokok permasalahan gizi, dan merupakan masalah multimensional yang terjadi di seluruh wilayah. Bukan hanya karena faktor kemiskinan dan akses terhadap pangan, tetapi juga pola asuh dan pemberian makan pada balita.

"Dengan demikian, pembinaan gizi masyarakat bertujuan meningkatkan cakupan serta kualitas pelayanan gizi keluarga untuk meningkatkan status gizi ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan balita. Stunting menjadi prioritas nasional, terutama ditingkat daerah," jelas Bupati, Jum'at 16 Februari 2024.

BACA JUGA:Cegah Stunting, Ini yang Dilakukan Desa Imigrasi Permu

Bupati Kepahiang ini juga mengatakan bahwa seluruh kebijakan membutuhkan dukungan dan komitmen dari seluruh pihak. Oleh karena itu, melalui rembuk stunting yang dilaksanakan dapat menyamakan persepsi dan menggalang komitmen dari seluruh stakeholder.

"Maka dari itu diperlukan stakeholder bersatu, ada langkah penting yang harus dilakukan guna memastikan pelaksanaan rencana kegiatan aksi konvergensi pencegahan dan penurunan stunting, yang dilakukan bersama-sama antar OPD dan lembaga," papar Bupati. 

"Ini harus menjadi perhatian serius, lantaran dampak stunting pada anak sudah menjadi pengetahuan umum. Maka untuk menjaga Golden Age pertubuhan anak, OPD harus saling membahu cegah dan tangani stunting," sambung Bupati.

Untuk diketahui, golden age merupakan masa anak-anak menyerapkan informasi dari lingkungan sekitarnya dan akan terekam lama dalam memorinya. Hal ini akan menentukan pola pikir dan perilakunya di masa yang akan datang. Sehingga pada masa tersebut sangat penting diberikan asupan nutrisi yang cukup serta stimulus atau rangsangan komunikasi, dan perilaku yang benar dari lingkungannya terutama orang tua dan keluarganya. 

Apabila pemberian gizi dan stimulus komunikasi dan karakter tersebut tidak cukup, maka anak tersebut bisa mengalami perlambatan pertumbuhan atau stunting, berat badan, tinggi badan, dan kemampuan motorik dan sensoriknya lebih rendah dari anak-anak lain pada usianya. 

BACA JUGA:Lewat Upaya Ini, KUA Ujan Mas Ikut Berperan Mencegah Stunting

"Pengetahuan mengenai cara hidup sehat, sudah diajarkan pada pendidikan tingkat dasar yakni sejak SD. Akan tetapi sudah menjadi hal yang jamak pada masyarakat, bahwa terdapat jarak antara pengetahuan yang telah dimiliki oleh seseorang dengan penerapan dari pengetahuan oleh orang tersebut, belum tentu sejalan. Maka dari itu penting gerakan yang dilakukan pemerintah melalui organisasi perangkat daerah," ujar Bupati. 

Penyebab stunting menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ada dua, yakni faktor lingkungan dan genetik. Lingkungan adalah aspek penting yang masih dapat diintervensi sehingga perawakan pendek atau stunting dapat diatasi. Faktor lingkungan yang berperan dalam menyebabkan perawakan pendek antara lain status gizi ibu, pola pemberian makan kepada anak, kebersihan lingkungan, dan angka kejadian infeksi pada anak. 

Selain dikarenakan oleh lingkungan, stunting dapat disebabkan oleh faktor genetik dan hormonal. Namun sebagian besar stunting disebabkan kekurangan gizi. Tindakan pencegahan stunting tentu lebih bijak dilaksanakan oleh semua orang di lingkungannya, terutama yang terdapat anak balita dan pasangan usia muda.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan