Hanya Ada 27 Siswa, SMPN 05 Bermani Ilir Tetap Jalankan Program Mandiri Belajar
BELAJAR : Kegiatan belajar mengajar di SMPN 05 Bermani Ilir tetap berjalan sebagaimana mestinya walaupun jumlah muridnya sangat sedikit.--RYAN/RK
Radarkepahiang.bacakoran.co - Meskipun hanya memiliki jumlah siswa 27 orang, SMPN 05 Bermani Ilir tetap menjalankan aktivitas belajar mengajar sebagaimana mestinya.
Berlokasi di Desa Kota Agung Kecamatan Bermani Ilir Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu, SMPN 05 Bermani Iir sejauh ini masih menerapkan pembelajaran yang mengadopsi kurikulum K13.
Kepala SMPN 05 Bermani Ilir, Abdul Halim SP, M.Pd mengungkapkan, kekurangan siswa-siswi di sekolah ini sudah lama terjadi, bahkan sejak sekolah ini berdiri.
Hal itu terjadi, lanjutnya, karena luas wilayah dan Desa Kota Agung yang memilki jumlah penduduk yang sedikit. Ditambah, lokasi sekolah hanya mengandalkan calon murid baru dari satu SD saja, yang jumlahnya siswa-siswinya pun tidak banyak.
"Sebenarnya bukan kekurangan siswa, hanya jumlah warga yang ada di sini memang sedikit. Selain hanya mengandalkan satu desa, jarak sekolah kami dengan desa-desa lainnya juga cukup jauh," kata Abdul Halim menjelaskan, Senin 04 Maret 2024.
BACA JUGA:Market Day, Pelajar SDN 8 Kepahiang Belajar Dunia Wirausaha
Tetapi kondisi tersebut sambung Kepsek Abdul Halim, sama sekali tidak mengurangi semangat dan mempengaruhi proses belajar mengajar.
Hanya saja program pembelajaran yang ditentukan oleh pemerintah yang sedikit terlambat pihaknya jalankan. Untuk saat ini, tambah Kepsek Abdul Halim, pihaknya menjalankan kurikulum berdasarkan Implementasi Kurikulum Merdeka jalur Mandiri Belajar.
"Tidak ada kendala pada proses belajar dan mengajar, meskipun hingga sekarang kami menerapkan komponen atau prinsip kurikulum merdeka dengan tetap menggunakan kurikulum satuan pendidikan tahun 2013. atau dengan kata lain Kurikulum Darurat," paparnya.
Sementara itu, Abdul Halim juga berharap, suatu saat akses internet juga dapat diakses dengan mudah di wilayah ini agar proses pembelajaran melalui online lebih mudah dari saat ini.
"Selain siswa-siswi kami yang sedikit, akses internet juga menjadi kendala. Jadi untuk urusan yang berkaitan dengan internet, ya terpaksa kami harus ke luar dari lokasi sekolah, dan jarak untuk mendapatkan akses internet pun lumayan jauh," demikian Kepsek Abdul Halim.