Inflasi Bengkulu Tahun 2024 Diperkirakan Melambat

Infografis perkiraan perlambatan angka inflasi tahunan Bengkulu tahun 2024--GATOT/RK

Radarkoran.com - Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu memperkirakan inflasi Bengkulu pada tahun 2024 mengalami perlambatan dibandingkan tahun 2023. Inflasi tahun 2024 diperkirakan sebesar 2,50%   1% (yoy) dengan potensi bias atas dibandingkan dengan realisasi tahun 2023 sebesar 3,09% (yoy). 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu, Darjana mengatakan, perlambatan tersebut dipengaruhi oleh menurunnya dampak lanjutan penyesuaian harga BBM, penguatan upaya pengendalian inflasi di daerah melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), dan penerapan harga acuan penjualan baru oleh BAPANAS.

"Penguatan pengendalian inflasi daerah melalui berbagai upaya seperti GNPIP serta penerapan harga acuan yang baru telah membantu pengendalian inflasi di daerah," kata Darjana.

Lebih jauh, hingga Maret 2024, inflasi Provinsi Bengkulu tercatat 3,56% (yoy) atau 1,16% (ytd). Kondisi ini seiring dengan penurunan tekanan inflasi pada Maret 2024. Penurunan pada periode ini didorong utamanya oleh komoditas cabai merah dan angkutan udara. Secara spasial, tekanan cukup besar terjadi di Kota Bengkulu.

BACA JUGA:Pascalebaran, Inflasi Tahunan Bengkulu Naik

"Pada April 2024, diperkirakan terjadi penurunan tekanan inflasi seiring melandainya permintaan pasca periode HBKN Idul Fitri. Dengan capaian tersebut, inflasi pada triwulan II 2024, diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan I 2024," tutur Darjana.

Walaupun inflasi tahunan (yoy) Provinsi Bengkulu tahun 2024 mengalami perlambatan, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kenaikan inflasi di Bengkulu diantaranya meningkatnya permintaan masyarakat komoditas bahan makanan pada Ramadhan dan Idul Fitri (Maret 2023) disertai kenaikan UMP, THR ASN Secara penuh

Lalu Produksi dalam daerah terbatas akibat pergeseran masa tanam yang terganggu, kondisi gagal panen pada akhir tahun 2023, bencana banjir, serta cuaca dan hama yang mengganggu produktivitas komoditas yang telah ditanam.

"Kenaikan harga beras dan cabai merah seiring kondisi stok yang terbatas juga dapat mempengaruhi inflasi," ujar Darjana.

Selain itu, faktor lainnya yakni jumlah Insentif kartu pra-kerja yang meningkat menjadi Rp4,2 juta per bulan dibandingkan sebesar Rp3,5 juta per bulan, adanya kenaikan tarif cukai rokok rata-rata 10% pada 2023-2024, serta kenaikan tarif parkir Kota Bengkulu, masih tingginya harga pupuk non subsidi dan harga pakan ternak seiring minim panen jagung.

BACA JUGA:Edwar Dorong Pengesahan Raperda BMA Provinsi Bengkulu

Serta kebijakan proteksi ekspor beras dari negara mitra dagang seperti India dan Vietnam serta tekanan ketidakpastian global pada harga emas dan pangan global juag akan berdampak pada angka inflasi yang ada di Bengkulu.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan