Syaeful Amri: Sekolah Muhammadiyah Tidak Boleh Sekadar Berdiri
RAKORNAS : Tiga Perwakilan Majelis Dikdasemen PNF dari Persyarikatan Muhammadiyah Bengkulu mengikuti Rakornas di Semarang Jawa Tengah, salah satunya dari PDM Kepahiang.--IYUS/RK
Radarkoran.com - Ketua Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Non formal PDM Kepahiang menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Non formal PWM, dan PDM se-Indonesia.
Pada Rakornas yang bertema 'Bertransformasi Membangun Pendidikan Muhammadiyah Unggul dan Berkemajuan Menyiapkan Generasi Emas Tahun 2045' bertempat di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Tengah, ditekankan Sekolah Muhammadiyah tidak boleh sekadar berdiri atau berdiri ala kadarnya saja.
Ketua Majelis Dikdasemen PNF PDM Kepahiang, Syaeful Amri, M.Pd menyampaikan, kegiatan Rakornas berlangsung dari 31 Mei sampai 3 Juni 2024 diikuti 500 peserta se-Indonesia. Di dalam kegiatan ini, ditekankan tentang pentingnya mempersiapkan generasi emas tahun 2045 melalui pendidikan unggul serta berkemajuan .
"Sekolah-sekolah muhammadiyah termasuk yang ada di Kabupaten Kepahiang, itu tidak boleh hadir dan berdiri ala kadarnya. Ya, melainkan harus dipikirkan dengan serius dan matang-matang supaya menjadi institusi pendidikan unggul berkemajuan untuk Indonesia Emas tahun 2045," ucap Syaeful Amri kepada Radarkoran.com, Rabu 05 Juni 2024.
BACA JUGA:Butuh Rp 256 Juta, Donasi Beli Karpet Masjid Taqwa Muhammadiyah Kepahiang
Persyarikatan Muhammadiyah, lanjut Syaeful Amri, telah terkenal sebagai organisasi Islam yang menyelenggarakan pendidikan untuk semua. Lebih-lebih di masa awal pendidikan, diperuntukkan bagi masyarakat yang kurang mampu. Selanjutnya sekolah-sekolah muhammadiyah terus berkembang, tak hanya bagi kelas bawah tapi sudah menyentuh kelas tengah, dan atas.
"Jujur kita akui, sekolah muhammadiyah yang ada di Kabupaten Kepahiang sangat lamban untuk maju, kalau ingin sekolah berkembang, maka harus memiliki dukungan penuh dari warga persyarikatan. Untuk di Kepahiang, saat ini baru SD Muhammadiyah 5 yang sudah pesat kemajuannya," ujarnya.
Syaeful menambahkan, ada beberapa sekolah muhammadiyah di Kabupaten Kepahiang yang mulai terbilang sakit tapi tidak sampai dirawat, itu semua butuh obat dan dukungan.
"Contoh sakitnya, ya bangunan sudah rusak, siswa sudah berkurang, dukungan dari warga persyarikatan sudah tidak ada, ya ini lah yang harus kita perbaiki dan evaluasi," ucapnya.
Syaeful pun berharap, agar kedepannya pendidikan muhammadiyah di Kabupaten Kepahiang bergerak ke arah yang lebih fundamental, ke luar dari sekolah sakit di jajaran sekolah muhammadiyah se-Indonesia.
BACA JUGA:Pelepasan Pelajar, SMP Muhammadiyah 4 Kepahiang Launching Kurikulum ISMUBA
"Kita bisa menciptakan kualitas lembaga pendidikan muhammadiyah yang kekinian di Kabupaten Kepahiang, pendidikan investasi masa depan. Oleh karena itu 2045 tergantung pada pendidikan sekarang," pungkasnya.