Jurnalis Bengkulu Siap Laporkan Isu-isu Terkait Iklim

Peserta Training Program for Journalists and Citizen Journalism, di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, Rabu-Kamis, 3-4 Juli 2024--GATOT/RK

Radarkoran.com - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bengkulu didukung AJI Indonesia dan DW Akademi serta dukungan Kementerian Luar Negeri Jerman sukses menyelenggarakan Let's Talk About Climate : Training Program for Journalists and Citizen Journalism, di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu pada Jumat, 5 Juli 2024.

Program pelatihan ini diikuti sebanyak 25 orang dari jurnalis warga dan jurnalis lokal dari berbagai platform mulai dari jurnalis digital, elektronik (Televisi, Radio) dan jurnalis media cetak.

Training tersebut digelar dengan dua rangkaian, dimana sebelumnya 15 jurnalis telah mengikuti pelatihan secara online pada Jumat-Sabtu, 14-15 Juni 2024. Lalu untuk training secara luring yang digelar Rabu-Kamis, 3-4 Juli 2024, di salah satu hotel di Kota Bengkulu.

Ketua AJI Bengkulu, Yunike Karolina menyampaikan, pelatihan yang dilaksanakan untuk membekali jurnalis dan jurnalis warga dengan pengetahuan dan keterampilan untuk melaporkan isu-isu terkait iklim secara efektif.

BACA JUGA:48 Pejabat Fungsional Pemprov Bengkulu Dilantik

Serta menumbuhkan kolaborasi antara jurnalis profesional dan jurnalis warga untuk peliputan yang komprehensif, dan mendukung jurnalis untuk menghasilkan laporan dan video tentang iklim yang berkualitas tinggi.

"Penting bagi jurnalis untuk memahami berbagai permasalahan dan kearifan lokal yang sudah ada terkait krisis iklim. Kehadiran program ini akan membantu jurnalis dalam memahami dan menghasilkan karya jurnalistik yang lebih baik," kata Yunike pada Jumat, 5 Juli 2024.

Sementara itu, Organizer Let's Talk About Climate: Training Program for Journalists, AJI Bengkulu, Yuni Astuti menambahkan, setelah mendapatkan pelatihan tatap muka yang bekerjasama dengan DW Akademie serta dukungan Kementerian Luar Negeri Jerman, setiap peserta diberikan kesempatan kepada jurnalis lokal dan jurnalis warga untuk mengembangkan kemampuan memproduksi liputan.

Dari 15 jurnalis yang ada, 10 jurnalis lokal akan dipilih untuk memproduksi liputan mendalam mengenai permasalahan iklim dan lingkungan yang sebelumnya diusulkan melalui proposal/usulan liputan yang telah disetujui trainer.

Selain itu, dalam peliputan mereka diminta untuk mendampingi 10 masyarakat adat dalam community lab. Di mana selama proses liputan mereka akan didampingi 4 mentor yang ditunjuk. Satu mentor akan bertanggung jawab untuk 5 jurnalis fellow.

 "Jurnalis terpilih berhak mendapatkan bantuan operasional dalam bentuk reporting fellowship dengan bantuan dana sebesar Rp7,5 juta. Insentif/operational support untuk jurnalis warga selama produksi liputan kolaborasi sebesar Rp750 ribu," sampai Yuni.

BACA JUGA:Gelar Rakor, Pemprov Bengkulu Dorong Penanggulangan dan Penurunan Angka Kemiskinan Ekstrem

Ditambahkan Yuni, proses peliputan tugas akhir selama 4 hingga 6 minggu. Selama proses tersebut peserta akan dipantau keamanan dan keselamatannya, terutama saat liputan di lapangan.

"AJI telah memiliki mekanisme advokasi bagi jurnalis yang mengalami kekerasan fisik, serangan digital atau kekerasan seksual akibat liputannya. AJI akan memberikan perlindungan dan advokasi kepada jurnalis yang dalam proses peliputan mengalami serangan/kekerasan," paparnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan