Sisi Kesehatan Fisik dan Mental Menikah, Ada di Usia Berapa?
Kesehatan Fisik dan Mental Menikah Ada di Usia Berapa----Freepick--
Radarkoran.com - Pasangan suami istri (Pasutri) dalam menjalankan biduk rumah tangga sangat dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan mentalnya. Hal ini juga ditentukan oleh usia ideal bagi pasangan yang akan menikah.
Kalau berdasarkan ketentuan yang dikeluarkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), 25 tahun adalah usia ideal menikah laki-laki dan untuk perempuan 21 tahun.
Di usia itu, mereka sudah memiliki kesiapan fisik dan mental yang baik. Pentingnya mengetahui usia ideal dalam menikah ini dapat mencegah sekaligus menurunkan angka pernikahan dini. Kondisi tersebut bisa berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik bagi pasangan yang menikah.
Berdasarkan keterangan para dokter laman Haladoc, pernikahan dini bisa berdampak langsung pada kesejahteraan mental. Tekanan tidak mampu menjalani tugas sebagai orang tua dan masalah keuangan, bisa menyebabkan stres, depresi, bahkan bunuh diri.
BACA JUGA:Manfaat Sertifikat Elsimil, Upaya Preventif Cegah Stunting Sebelum Menikah
Selain itu, menikah di usia muda juga dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan dan persalinan. Misalnya, kelahiran prematur, berat badan bayi lahir rendah (BBLR), dan perdarahan saat persalinan.
Pada penjelasan lainnya disebutkan kalau suia ideal menikah secara fisik dan mental adalah 20 sampai 25 tahun bagi perempuan dan 25 sampai 30 tahun bagi laki-laki.
Karena keduanya sudah mampu berpikir secara dewasa dan matang. Di rentang usia tersebut, perempuan dan laki-laki tak hanya matang secara fisik dan mental, tapi juga finansial. Artinya, mereka dianggap sudah mampu menghidupi diri sendiri dan tanggungan lain setelah menikah nanti.
Sementara itu dampak yang selama ini banyak dirasakan dan dialami oleh pasangan yang menikah di usia muda di antaranya, gangguan psikologis berupa kecemasan, stres, dan depresi. Komplikasi kehamilan yang berisiko mengalami preeklamsia atau anemia.
Kondisi ini bisa berdampak pada eklamsia yang berakibat fatal. Gangguan dapat memicu kematian pada ibu dan janin.
BACA JUGA:Ini 10 Cara yang Bisa Diterapkan Generasi Muda Mengisi dan Memaknai Kemerdekaan, Apa Saja ?
Selanjutnya, masalah ekonomi berkaitan dengan tanggungan menafkahi keluarga dan berdampak pada munculnya lingkaran kemiskinan dalam tatanan hidup bermasyarakat.
Memicu terjadinya kekerasan rumah tangga. Akibat emosi yang tidak stabil, kekerasan rumah tangga bisa saja terjadi pada pasangan yang memutuskan menikah muda. Sementara bagi perempuan, mereka lebih rentan mengalami kekerasan seksual dari pasangan.
Kemudian berdampak pada perceraian yang diakibatkan oleh emosi yang tidak stabil, serta adanya karakter egois dari masing-masing pihak, sehingga tidak ada yang menjadi problem solver.