Belajar dari Kasus Gus Miftah, Masyarakat Dianjurkan Tak Takut Tegur Pemuka Agama yang Bersalah

Psikolog Muhammad Iqbal --FOTO/ILUSTRASI

Radarkoran.com. - Psikolog Muhammad Iqbal mengatakan, banyak orang cenderung memaklumi pernyataan bernada merendahkan dan menghina orang lain yang dilakukan oleh tokoh agama. Fenomena itu bisa terjadi karena mereka cenderung mengkultuskan.

"Kultus. Karena sebutan Gus itu dianggap terhormat,nggak ada yang berani mengingatkan," ujar Muhammad Iqbal dalam podcast Novel Baswedan di YouTube.

Hal ini yang juga dialami Miftah Maulana. Menurut dia, orang-orang tidak berani untuk mengingatkan candaan kurang pantas dilakukan Miftah dan akhirnya terus berlanjut candaan itu karena adanya pemakluman dan tidak ada yang berani mengingatkan.

Lebih lanjut dia mengatakan, seorang ustaz atau tokoh agama bukanlah seorang nabi atau rasul yang dijaga oleh Allah dari melakukan kesalahan dan dosa.

Oleh karena ustaz atau tokoh agama merupakan manusia biasa, harus ada yang berani memberikan teguran ketika si tokoh agama itu melakukan kesalahan dalam melontarkan candaan.

"Ustaz, kiai, gus juga manusia biasa, pasti dia punya khilaf dan salah. Nah, disinilah perlunya rasionalitas dalam beragama, rasionalitas dalam relasi sosial," paparnya.

Menurut Muhammad Iqbal, masyarakat atau orang terdekat dari ustaz atau si tokoh agama harus berani mengingatkan apabila dia sudah melakukan tindakan yang mengarah ke kesalahan. Karena terkadang ustad atau tokoh agama itu merasa tidak melakukan kesalahan karena candaan yang dilontarkan tersebut sudah dilakukan berkali-kali.

"Walaupun kiai, ustaz, tetap harus diingatkan karena kiai juga manusia. Para pendamping kiai harus memiliki komitmen dan keberanian untuk menegur dan mengingatkan," paparnya.

Muhammad Iqbal memberikan apresiasi kepada Miftah yang sudah meminta maaf menyadari kesalahannya dan memutuskan mundur dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden. Dia pun berharap Miftah bisa memperbaiki diri sehingga dapat kembali ke tengah-tengah masyarakat dengan personality baru yang lebih baik.

"Untuk Gus Miftah, tetap semangat berjuang memperbaiki diri. Semua orang pasti ada khilafnya karena kita manusia biasa," paparnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan