Waspada, Masyarakat Diminta Cegah DBD Lewat PSN

DBD : Puskesmas Sukarajo mengimbau masyarakat waspada terhadap penyakit DBD. Masyarakat diminta cegah DBD lewat PSN.--EKO/RK

Radarkepahiang.bacakoran.co - Hujan bisa menjadi salah satu faktor meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Karenanya saat memasuki musim penghujan, masyarakat diminta untuk lebih waspada DBD.

Salah satu upaya untuk terhindar cegah DBD saat musim hujan, masyarakat diminta melakukannya lewat PSN atau Pemberantasan Sarang Nyamuk.

Kepala Puskesmas Sukaraja, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, Widya Astuti S.KM mengatakan pihaknya sudah menginstruksikan setiap pemerintah desa maupun kelurahan di wilayah kerjanya untuk cegah DBD lewat PSN.

Upaya tersebut dilakukan lewat gotong royong dengan membersihkan lingkungan tempat tinggal warga. Salah satu fokusnya adalah memastikan tidak ada genangan air yang bisa dijadikan sebagai tempat nyamuk Aedes Aegypti, penyebab DBD, berkembang biak.

"Kami sudah meminta Kades maupun lurah agar rutin melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk. Misalnya silakukan setiap pekan lewat program Jumat bersih, " kata Widya.

Menurut Widya, saat musim hujan saat ini potensi terjadinya genangan air di sekitar pemukiman warga sangat tinggi. Sementara genangan air ini bisa dijadikan sebagai tempat nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak. Sehingga dirasa perlu untuk melaksanakan kegiatan gotong royong guna memberishkan lingkungan tempat tinggal warga untuk cegah DBD.

BACA JUGA:Belum Ditemukan Kasus DBD di Puskesmas Suka Datang

Selain itu dalam cegah DBD lewat PSN, masyarakat juga diimbau untuk menjalankan 3M plus. Yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.

"Jika ada warga yang mengalami gejala DBD kami berharap untuk bisa segera dibawa ke Puskesmas untuk penanganan medis lebih lanjut, " tambah Widya.

Sepanjang tahun Januari 2024 ini, Puskesmas Sukaraja mencatat sudah ada 1 warga di wilayah kerjanya yang dinyatakan positif terjangkit DBD. Dipastikan kasus DBD yang terjadi sudah ditindaklanjuti. Seperti melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) di sekitar tempat tinggal warga yang terjangkit DBD hingga melakukan fogging atau pengasapan.

"Kalau laporan dari warga ada 3 orang, tapi dua diantaranya setelah dicek trombositnya masih normal, " kata Widya.

Sementara di tahun 2023 lalu, Puskesmas Sukadatang mencatat ada 15 kasus DBD yang terjadi di wilayah kerjanya. Tahun 2023, kasus DBD banyak terjadi mulai September hingga Desember.

"Untuk Januari hanya ada 1 kasus. Februari hingga Juli nihil. Dan mulai meningkat sejak September hingga Desember 2023, " singkatnya.

Diketahui DBD adalah penyakit yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini masih menjadi salah satu isu kesehatan masyarakat di Indonesia, dan tingkat penyebarannya di Indonesia termasuk yang tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan