Radarkoran.com - Kemampuan dan target olahraga pada masing-masing orang berbeda. Bahkan para peneliti mengatakan memilih cara mengukur dalam berolahraga harus sesuai dengan preferensi pribadi.
Namun para peneliti menyebutkan orang yang lebih banyak berolahraga dapat hidup lebih lama dan rendah untuk memiliki risiko penyakit kardiovaskular.
Dipaparkan Degan pelatih Cabang Olahraga (Cabor) Tenis Lapangan Kabupaten Kepahiang, target latihan berbasis waktu atau mengukur jumlah langkah sama-sama berkaitan dengan risiko lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular dan risiko rendah kematian dini.
"Tidak masalah memilih metode seperti apa untuk mengukur olahraga. Baik menghitung waktu atau jumlah langkah ketika berjalan, keduanya baik asal sejalan dengan preferensi pribadi," jelasnya, Kamis 5 September 2024.
BACA JUGA:Umat Muslim Wajib Tahu, Ini Peristiwa Penting yang Terjadi di Bulan Rabiul Awal
Degan juga menerangkan, studi baru yang dipublikasikan di jurnal JAMA Internal Medicine menyebutkan jika aktivitas fisik mengurangi risiko penyakit kronis dan infeksi, serta berpotensi memiliki umur panjang.
"Pada orang dewasa harus melakukan setidaknya 150 menit aktivitas fisik sedang hingga berat. Sedangkan berjalan cepat atau 75 menit aktivitas berat seperti jogging per minggu," terang Degan.
Terkait hal ini, kata Degan, ada seorang pakar kardiologi intervensi di Northwest Vascular Cardiologists di Chicago, Rohit Vuppuluri membeberkan tentang pendapatnya mengenai penghitungan jumlah langkah.
"Berolahraga untuk mencapai tujuan langkah adalah hal yang bagus, karena merupakan latihan ringan yang dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Manfaat terbesar dari penghitungan langkah adalah dapat dilakukan sepanjang hari, sehingga dapat mencapai tujuan tanpa harus menyisihkan waktu untuk berolahraga," katanya.