Proyek Pagar Dinas TPHP Bengkulu di Kepahiang Tuai Sorotan, Ini Penyebabnya

Sabtu 23 Nov 2024 - 16:13 WIB
Reporter : Novrian Hidayat
Editor : Candra Hadinata

Radarkoran.com - Bangunan pagar di areal perkebunan sekitar SPP Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. masih menuai sorotan dan banyak pertanyaan dari masyarakat, khususnya di wilayah pekerjaan.

Betapa tidak, secara kasat mata proyek pekerjaan dari Dinas TPHP Provinsi Bengkulu ini hanya terdiri dari tiang-tiang coran dan disambungkan dengan kawat-kawat berduri saja.

Padahal, seperti yang diketahui proyek tersebut menghabiskan uang negara mencapai setengah miliar lebih.

Hal ini juga mendapat perhatian dari salah satu fraktisi hukum Rustam Efendi SH. Menurut Rustam, jika dinilai dari kasat mata, dengan hasil pekerjaan tersebut, ditenggarai dana yang dikeluarkan tidak akan mencapai setengah miliar. Dia juga berharap, Aparat Penegak Hukum (APH) dapat bertindak cepat, lantaran dana yang digunakan bersumber dari uang rakyat.

"Tak masuk akal jika dilihat secara kasat mata. Setahu saya untuk harga kawat berduri jenis baja saja harganya untuk 100 meter hanya Rp 235 ribu. Sedangkan untuk kawat berduri jenis galpanis hanya Rp 185 ribu per 100 meter. Tentu kita minta APH untuk bertindak, menyelidiki prihal pekerjaan ini," ujarnya, Sabtu 23 November 2024.

Untuk diketahui sebelumnya, proyek pemasangan pipanisasi aliran air menuju balai perikanan di Desa Pelangkian Kecamatan Kepahiang juga sempat menjadi protes warga, lantaran dinilai tak bermanfaat bagi mereka. 

Teranyar diketahui pula, Dinas Tanam Pangan Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu, juga melakukan pekerjaan pembangunan pagar lahan miliki provinsi yang berada di wilayah SPP yang juga berlokasi di Desa Pelangkian.

BACA JUGA:Menanti Gagasan Baru Musyda Pemuda Muhammadiyah Kepahiang Ke V

Menariknya, pembangunan pagar ini menggunakan uang negara dengan jumlah yang cukup fantastis. Berdasarkan penelusuran Radarkoran.com, dari sumber terpercaya, jumlah anggaran yang digunakan mencapai Rp 550 juta.

Yang menarik perhatian di sini, pagar yang dibangun hanya terdiri dari tiang-tiang beton yang dihubungkan ke kawat-kawat berduri. 

Bahkan belum lama ini, salah satu tiang bangunan sempat roboh lantaran disenggol oleh kendaraan warga. 

Robohnya salah satu tiang pagar tersebut bahkan diakui oleh PPTK PSP pada Dinas TPHP Provinsi, Deden yang belum lama ini dikonfirmasi oleh Radarkoran.com. 

Menurut Deden, robohnya salah satu tiang pagar akibat adanya warga yang belajar mengemudikan mobil, sehingga menabrak salah satu tiang hingga roboh.

 "Itu roboh lantaran ditabrak kendaraan, pengemudi sudah ganti rugi," singkat Deden.

Kategori :