Radarkoran.com - Ogi, warga Desa Kandang, Kecamatan Seberang Musi, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu saat ini masih terkulai lemas di atas kasur rumahnya. Pria yang menjadi korban penusukan di Pasar Malam Kepahiang tepatnya, di Taman Santoso Pasar Kepahiang seharusnya saat ini tengah menjalani perawatan intensif tim medis.
Alih-alih mendapat penanganan medis, korban penusukan di Pasar Malam Kepahiang, Ogi justru hanya bisa terbaring di rumah saja. Bukan tanpa sebab, hal ini dikarenakan pihak keluarga tidak mampu menanggung biaya pengobatan Ogi.
Terlebih lagi, bersasarkan keterangan dokter, luka tusuk yang dialaminya cukup dalam, sehingga mengharuskannya korban penusukan di Pasar Malam Kepahiang untuk dilakukan operasi.
Salah satu anggota keluarga Ogi, Meki yang berhasil diwawancara Radarkoran.com menyebutkan bahwa, Ogi semestinya sudah dioperasi sejak sehari pascaperistiwa penusukan tersebut di Pasar Malam Kepahiang.
"Namun karena terkendala biaya, kami tidak bisa melangsungkan operasi tersebut. Sehingga saat ini, Ogi terpaksa kami bawa pulang," ujar Meki, pada Selasa 14 Januari 2024.
BACA JUGA:Pelantikan Zurdi Nata-Abdul Hafizh Diusulkan DPRD Kepahiang, Ini Jadwalnya!
Disinggung terkait BPJS, pihak keluarga mengaku bahwa saat ini BPJS, korban penusukan di Pasar Malam Kepahiang, Ogi tidak bisa digunakan. Pasalnya kasus yang dialami Ogi selaku korban ini, biaya pengobatannya tidak bisa ditanggung oleh BPJS.
"BPJS tidak bisa digunakan, karena perkara yang menyangkut Ogi ini, biaya pengobatannya tidak bisa ditanggung oleh BPJS," sambungnya.
Sementara itu disisi lainnya, Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Kepahiang yang menerima informasi terkait kondisi korban penusukan di Pasar Malam Kepahiang, Ogi langsung turun gunung untuk memeriksa kondisi yang bersangkutan.
"Kami datang ke rumah korban penusukan di Pasar Malam Kepahiang, kami menerima informasi bahwa yang bersangkutan ini kondisinya sekarang sangat memprihatinkan. Terlebih lagi saat ini, dirinya juga belum bisa melanjutkan proses pengobatan lantaran terganjal biaya," demikian Kepala Dinsos Kepahiang, Helmi Johan, M.Pd.