Radarkoran.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu mencatat, angka inflasi Bengkulu diawal tahun 2025 mengalami penurunan dibandingkan periode Desember 2024.
Tercatat, pada Bulan Januari 2025, Bengkulu mengalami inflasi tahunan (y-on-y) sebesar 0,09 persen, serta tingkat inflasi bulanan (m-to-m) minus atau deflasi sebesar 0,59 persen dan tingkat deflasi tahun kalender (y-to-d) Januari 2025 sebesar sebesar 0,59 persen.
Angka inflasi periode Januari 2025 tersebut turun dari angka inflasi Desember 2024 yang berada diangka 0,84 persen untuk inflasi tahunan (y-on-y) dan inflasi bulanan (m-to-m) sebesar 0,34 persen.
"Inflasi Bengkulu di bulan Januari minus 0,59 persen dibandingkan periode Desember 2024. Penurunan ini lantaran adanya kebijakan pemerintah untuk subsidi listrik 50 persen," kata Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir. Win Rizal, ME usia rilis data statistik pada Senin, 3 Februari 2025.
Ia menambahkan, penurunan inflasi di Januari sedikit diluar dugaan karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks harga kelompok pengeluaran, yakni kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,52 persen. Lalu ada kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,75 persen dan kelompok kesehatan sebesar 2,77 persen.
BACA JUGA:Suzuki Swift Terbaru Segera Hadir, Gunakan Teknologi Canggih
Juga turut disumbang dari kelompok transportasi sebesar 1,06 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,60 persen, kelompok pendidikan sebesar 1,91 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,47 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,90 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yakni kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 10,04 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,86 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,41 persen.
"Kebijakan subsidi listrik ternyata dapat meredam adanya kenaikan komoditi pangan. Sehingga inflasi kita untuk sementara mengalami deflasi 0,59 persen. Serta inflasi year on year start poin di 0,09 persen," sampai Win Rizal.
Lebih jauh dikatakan Win Rizal, walaupun adanya penurunan inflasi diawal tahun, namun perlu diwaspadai adanya lonjakan inflasi karena kebijakan subsidi listrik yang berakhir.
"Kita harus hati-hati karena kebijakan ini (subsidi listrik) hanya dua bulan kan. Setelah itu berakhir, jangan sampai melonjak lagi dan perlu diantisipasi, terutama kelompok makanan, minuman dan tembakau yang selama ini terus bergejolak," tutur Win Rizal.
Antisipasi lonjakan inflasi juga perlu dilakukan lantaran di bulan Februari 2025 telah memasuki dan menyambut Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadhan tahun 2025. Pada periode ini kerap terjadi lonjakan konsumsi kebutuhan komoditas dilingkungan masyarakat. Sehingga pada periode ini perlu dipastikan dengan baik pasokan kebutuhan komoditas.
"Kalau hari besar keagamaan ini biasanya ada kenaikan karena susah kita menghentikan konsumsi masyarakat walaupun pasokannya aman. Mudah-mudahan nantinya bisa diantisipasi," tutup Win Rizal.