Radarkepahiang.bacakoran.co - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepahiang tak kenal lelah memprioritaskan urusan penanganan stunting menjadi yang utama, mengingat daerah ini merupakan kasus tertinggi stunting di Provinsi Bengkulu. Ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) Kabupaten Kepahiang, H. Zurdi Nata, S.Ip menjelaskan, salah satu langkah yang dilakukan adalah pemantapan program bapak asuh terhadap anak-anak stunting yang sudah ditetapkan sejak awal.
Dikatakan Wabup, peran wajib program bapak asuh harus berkelanjutan, sehingga aksi nyata pemerintah dalam melakukan penanganan dan pencegahan stunting dapat terwujud.
"Kita memastikan agar program bapak asuh yang merupakan salah satu upaya penanganan stunting di daerah tetap berjalan dan berkelanjutan, peran wajib yang harus dilaksanakan selama 6 bulan," tegas Wabup.
BACA JUGA:Pemkab Kepahiang Lanjutkan Program Bapak Asuh Stunting
Masih tingginya kasus stunting di Kabupaten Kepahiang berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), Pemerintah Kabupaten akan serius untuk melakukan penanganan. Tidak terlepas juga dari upaya-upaya pencegahan.
"Penanganan dan pencegahan stunting ini harus dilakukan dengan serius, kita tegaskan agar program ini tetap berjalan meski dalam suasana lebaran," kata Wabup.
Dijelaskan, sampai saat ini terdapat 141 orangtua asuh yang berperan melakukan penanganan stunting dan menjadi donatur selama 6 bulan. Wabup juga menjelaskan, jika penanganan stunting ini tidak hanya bisa dilakukan dari beberapa OPD yang dikatakan leading sektor saja.
"Semua OPD yang ada di Kepahiang ini wajib membantu penanganan stunting sesuai dengan tupoksi nya masing-masing," tutup Wabup.
Wabup melanjutkan, Program Bapak Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) merupakan salah satu program yang diluncurkan oleh BKKBN dalam upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia. BAAS sebagai gerakan gotong royong diharapkan dapat mencegah bertambahnya jumlah kasus stunting di Indonesia, melalui bantuan pemenuhan gizi dan nutrisi bagi anak dari keluarga berisiko stunting kategori kurang mampu.