Berhasil Eliminasi Malaria, Sejak 2015 Tidak Ada Kasus Ditemukan

Senin 26 Feb 2024 - 18:16 WIB
Reporter : Eko Hatmono
Editor : Eko Hatmono

Radarkepahiang.bacakoran.co - Jika kasus Demam Berdarah Dengue atau DBD di Kabupaten Lebong pada awal tahun 2024 ini menunjukkan trend kenaikan, namun hal tersebut justru terbalik untuk kasus penyakit Malaria di wilayah ini. 

Bahkan Kabupaten Lebong dinilai berhasil eliminasi kasus Malaria sejak beberapa tahun terakhir. Artinya tidak ada kasus Malaria yang ditemukan menjangkit warga Kabupaten Lebong. Bahkan Kabupaten Lebong sendiri berhasil mendapatkan sertifikat eliminasi Malaria dari Kementerian Kesehatan RI.

"Sejak tahun 2015 hingga 2024 Kabupaten Lebong dinyatakan eliminasi atau nihil kasus Malaria. Ini juga dibuktikan dengan adanya sertifikat eliminasi Malaria dari Kemenkes RI, " jelas Kepala Dinkes Lebong, Rachman, S.KM, M.Si melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Febria Mandrka, SKM, didampingi Sub. Koordinasi PIP, Hendri, S.kep.

Malaria adalah salah satu jenis penyakit infeksi menular yang menyebar melalui gigitan nyamuk. Penderita malaria akan mengeluhkan gejala demam dan menggigil beberapa hari setelah terinfeksi parasit yang ditularkan oleh nyamuk tersebut.

BACA JUGA:2 Warga Meninggal Dunia Akibat DBD

"Walaupun mudah menular melalui gigitan nyamuk, tapi penyakit malaria juga bisa sembuh secara total bila diatasi dengan tepat. Namun jika tidak segera ditangani, penyakit ini bisa berakibat fatal yang dapat menyebabkan penderitanya mengalami anemia berat, gagal ginjal, hingga kematian," jelasnya.

Ditambahkan Hendri, meski sudah 9 tahun terkahir kasus Malaria di Kabupaten Lebong tidak ditemukan, diharapkan status eliminasi Malaria ini bisa terus di pertahankan.

Perangkat desa/kelurahan dan masyarakat diminta untuk tetap waspada akan potensi kasus Malaria dengan aktif untuk menjaga kebersihan lingkungan. Apalagi sejuah ini beberapa kabupaten tetangga masih ditemukan kasus Malaria. 

"Penyakit Malaria ini juga ditularkan melalui gigitan nyamuk, upaya paling efektik pencegahannya adalah dengan tetap menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal," lanjutnya.

Selain itu, Puseksmas yang mempunyai tugas pokok promosi dan pencegahan penyakit juga diimbau agar terus mensosialisasikan upaya pencegahan kasus Malaria kepada masyarakat yang ada di wilayah kerjanya masing-masing. 

Terlebih beberapa petugas medis di Puskesmas juga sudah mengikuti pelatihan tentang pencegahan Malaria serta pemetaan vector di wilayah kerja masing-masing.

"Kami berharap seluruh Puskesmas terus berperan aktif untuk mengajak masyarakat menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal, karena ditahun 2024 ini Kemenkes mentargetkan Puskesmas sudah melakukan pemetaan vector dan perindukan nyamuk, " tukas Hendri.

BACA JUGA:Tempo Sebulan, Ada 37 Kasus DBD Serang Warga

Diketahui manusia dapat terkena Malaria setelah digigit nyamuk pembawa parasit Plasmodium. Gigitan nyamuk tersebut akan menyebabkan parasit masuk ke dalam tubuh manusia, kemudian menetap di organ hati sebelum menyerang sel darah merah.

Gejala malaria timbul setidaknya 10-15 hari setelah digigit nyamuk. Gejala muncul dalam tiga tahap selama 6–12 jam, yaitu menggigil, demam dan sakit kepala, lalu keluar banyak keringat dan lemas sebelum suhu tubuh kembali normal.

Kategori :