Radarkepahiang.bacakoran.co - Dalam upaya mencegah peningkatan inflasi saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadhan 1445 Hijriah/2024, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bengkulu menggelar pasar murah serentak di 10 kabupaten dan kota selama tiga hari menjelang Ramadhan.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu, Darjana menyampaikan pelaksanaan pasar murah akan dilaksanakan selama 3 hari, tepatnya 8 hingga 10 Maret 2024.
"Jumat, Sabtu dan Minggu atau selama 3 hari itu akan dilakukan pasar murah. Untuk di Provinsi Bengkulu tempatnya di GOR (Sawah Lebar Kota Bengkulu)," ungkap Darjana.
Sementara itu, untuk di kabupaten/kota pasar murah akan dilaksanakan dititik-titik yang dapat dijangkau oleh masyarakat, sesuai dengan lokasi yang ditetapkan TPID kabupaten/kota.
BACA JUGA:Di Bengkulu Ada 8 Petugas Ad Hoc Meninggal, Puluhan Lainnya Sakit
"Jadi dilakukan serentak di 10 kabupaten/kota, ini sebagai upaya stabilisasi harga," kata Darjana.
Ia menambahkan, pasar murah yang diselenggarakan dalam rangka memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk mendapatkan komoditas pangan yang terjangkau jelang Ramadhan.
"Mohon semua pihak menginformasikan agar masyarakat dapat membeli komoditas dengan harga yang terjangkau," sampai Darjana.
Dalam kegiatan pasar murah nantinya akan menyediakan komoditas bahan pangan pokok masyarakat seperti beras, minyak goreng, gula, dan tepung terigu yang diprediksi akan menjadi komoditas yang memberikan pengaruh cukup signifikan pada inflasi.
"Pasar murah ini agar semua warga bisa membeli beras dengan harga yang terjangkauterjangkau. Tidak hanya beras yang utama, minyak goreng, terigu dan semua sembako, serta sayuran seperti cabai bawang," kata Darjana.
BACA JUGA:Dispar Ajak Semua Pihak Edukasi Pedagang Pantai Panjang
Lebih lanjut, dengan upaya yang dilakukan, TPID Provinsi Bengkulu optimis inflasi daerah pada semester pertama 2024 bisa berada pada rentang target nasional 2,5 plus minus 1 persen.
"Kami lihat pola tiga tahun sebelum pandemi dan empat tahun setelah pandemi pola inflasinya itu mirip. Biasanya H-1 Ramadhan itu justru harganya tinggi, lalu pada masa Ramadhan itu lebih rendah. Kalau polanya seperti itu mudah-mudahan di Maret sampai April ini itu angkanya lebih rendah dari inflasi di Februari," ujar Darjana.