Kisaran pukul 11.15 WIB, bayinya dinyatakan sudah lahir dengan selamat serta operasi caesar pun sudah selesai. Namun istrinya, ujar Fredo, baru ke luar dari dari ruangan operasi caesar setelah salat Jum'at. Pada Jum'at sore, dirinya dipanggil ke ruangan bayi diminta menandatangani administrasi.
Di situlah informasi dia dapatkan bahwa bayinya lahir sehat, kondisinya normal dan boleh dibawa didekatkan dengan ibunya.
Karena sudah mendapat informasi dari Nakes yang bertugas bahwa sang anak lahir sehat dan seluruhnya normal, sehingga Fredo pun membawa banyinya dan didekatkan dengan istrinya. Sepanjang waktu sejak dirawat di RSUD Kepahiang hingga Sabtu 16 Maret 2024, istrinya disarankan supaya bisa belajar miring kiri dan miring kanan.
Singkat cerita, pada Sabtu sore, belum juga diketahui bahwa banyinya itu lahir tanpa anus. Sementara infus istrinya sudah dilepas Nakes. Dengan kondisi pelayanan yang didapat dari Nakes yang betugas, Fredo merasa seakan-akan dia diusir karena dirinya merasa istrinya terlalu dipaksanakan untuk disuruh pulang ke rumah.
"Sekira pukul 17.00 WIB Sabtu sore, istri dan bayi saya yang baru berusia satu malam, akhirnya saya bawa pulang ke rumah. Ya karena sudah disarankan pulang, walaupun istri dan anak saya baru semalam menjalani perawatan usai operasi caesar," tambah Fedo.
Tiba di rumah, sambung Fedo, keluarganya seperti keluarga pada umumnya, merasa bahagia dengan kehadiran anggota keluarga baru. Mengenai bayinya tidak ada anus, saat itu keluarganya sama sekali belum mengetahuinya, sebab yakin dan percaya dengan ingormasi yang diberikan Nakes ketika di RSUD Kepahiang.
Selanjutnya pada Senin 18 Maret 2024 setelah berbuka puasa, menurut Fredo, dia istirahat di teras rumah. Tiba-tiba anaknya yang paling tua memanggil dan memintanya melihat kondisi adiknya (Bayi, red). Setelah masuk ke rumah, diketahui kalau bayinya sudah lemas dan pucat.
Fredo dan istrinya langsung memutuskan untuk pergi ke RSUD Kepahiang lagi, untuk memeriksa dan mengobati bayi mereka.
"Sampai di IGD RSUD Kepahiang, anaknya langsung diberikan pelayanan oleh Nakes, diberi infus dan oksigen. Ya saya menyaksikan pengecekan anak saya oleh Nakes, setelah dilihat ternyata tidak ada lubang anusnya. Bahkan Nakes di IGD menyayangkan pelayanan dari oknum Nakes yang memastikan bahwa bayinya sehat dan normal usai operasi caesar," jelas Fedo.
BACA JUGA:Layanan Cuci Darah Ditargetkan Beroperasi, RSUD Kepahiang Gandeng BPJS Kesehatan
Setelah mengetahui kondisi yang ada, pihak RSUD Kepahiang langsung menyarankan untuk dirujuk ke RS yang ada di Kota Bengkulu. Tetapi takdir berkata lain, sebelum berangkat ke Bengkulu setelah mendapatkan rujukan, bayi malang tersebut meninggal dunia kisaran pukul 23.30 WIB.
"Saya minta pertanggungjawaban dari Nakes RSUD Kepahiang yang bertugas saat itu. Karena akibat kelalaiannya, anak saya meninggal dunia. Selain itu, saya berharap musibah seperti ini hanya menimpa saya, tidak terulang lagi, jangan sampai ke depan terjadi pada orang tua yang lainnya. Sedih, yang punya anak pasti bisa merasakannya," demikian Fedo.