La Nina Hampir Pasti Landa RI, BMKG Sebut Tanda-tandanya Sudah Muncul

Anomali suhu permukaan laut dasarian pada Kamis, 24 Oktober 2024 ----Dok. BMKG--

Radarkoran.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis hasil analisis dinamika atmosfer terbaru, Dasarian II Oktober 2024. Memuat diantaranya prediksi terbaru mengenai potensi terjadinya fenomena iklim La Nina di Indonesia.

Mengutip situs resmi BMKG, ENSO adalah anomali pada suhu permukaan laut di Samudera Pasifik di pantai barat Ekuador dan Peru yang lebih tinggi daripada rata-rata normalnya. Disebutkan, iklim di Samudra Pasifik terbagi ke dalam 3 fase. Yaitu, El Nino, La Nina, dan Netral.

Pada fase Netral, angin pasat berhembus dari timur ke arah barat melintasi Samudra Pasifik menghasilkan arus laut yang juga mengarah ke barat dan disebut dengan Sirkulasi Walker. Suhu muka laut di barat Pasifik akan selalu lebih hangat dari bagian timur Pasifik.

Sementara saat fase El Nino, angin pasat yang biasa berhembus dari timur ke barat melemah atau bahkan berbalik arah. Pelemahan ini dikaitkan dengan meluasnya suhu muka laut yang hangat di timur dan tengah Pasifik. Air hangat yang bergeser ke timur menyebabkan penguapan, awan, dan hujan pun ikut bergeser menjauh dari Indonesia. Hal ini berarti Indonesia mengalami peningkatan risiko kekeringan.

Dan, ketika terjadi fase La Nina, hembusan angin pasat dari Pasifik timur ke arah barat sepanjang ekuator menjadi lebih kuat dari biasanya. Menguatnya angin pasat yang mendorong massa air laut ke arah barat, maka di Pasifik timur suhu muka laut menjadi lebih dingin. Bagi Indonesia, hal ini berarti risiko banjir yang lebih tinggi, suhu udara yang lebih rendah di siang hari, dan lebih banyak badai tropis.

BACA JUGA:Peran Aktif Menjaga Perubahan Iklim Berbasis Kelautan Dibutuhkan

"Hasil monitoring indeks IOD dan ENSO Dasarian II Oktober 2024, menunjukkan indeks IOD yang melewati batas ambang IOD negative (indeks -1.11), namun baru berlangsung 1 dasarian sehingga statusnya tetap Indian Ocean Dipole (IOD) netral," tulis BMKG di situs resmi, dikutip Kamis, 24 Oktober 2024. 

"Anomali SST di Nino3.4 juga menunjukkan kondisi yang melewati batas ambang La Nina dengan indeks (indeks -0.64), namun baru berlangsung satu dasarian sehingga statusnya tetap ENSO Netral," tambah BMKG.

Artinya, hampir dapat dipastikan akan terjadi La Nina tahun ini.

"La Nina IOD Netral diprediksi berlangsung hingga awal tahun 2025. Sementara itu, ENSO diprediksi berpotensi menuju La Nina lemah mulai Oktober 2024," sebut BMKG.

Untuk mengonfirmasi fenomenal iklim memang diperlukan waktu. Deputi bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan membenarkan, perkembangan indeks IOD dan ENSO tersebut merupakan pertanda La Nina. Namun, belum dapat dikonfirmasi.

"Betul (muncul pertanda La Nina tapi belum bisa dikonfirmasi). Lebih dari 1 bulan (waktu yang menunjukkan tren yang dibutuhkan untuk mengonfirmasi La Nina," kata Ardhasena.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan