Cetak Uang Palsu Rp 446 Juta di Kampus, UIN Alauddin Makassar Digerebek Polisi
Diduga mencetak uang palsu, UIN Alauddin Makassar digerebek polisi.--FOTO/ILUSTRASI
Radarkoran.com - Tidak tanggung-tanggung, kampus yang sejatinya tempat menimba ilmu, malah diduga dijadikan lokasi pencetakan uang palsu. Hingga akhirnya, salah satu gedung perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar di Kampus 2 Samata Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan, digerebek polisi.
Dalam penggerebakan yang dilakukan pihak kepolisian awal Desember 2024, berhasil diamankan uang palsu sebanyak Rp 446 juta pecahan Rp 100.000.
Disebutkan, kejadian ini bermula ketika salah satu teman pelaku mencoba menggunakan uang palsu tersebut membayar cicilan di lembaga pembiayaan di Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.
Pihak pembiayaan yang merasa curiga akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Setelah dilakukan penyelidikan, sehingga terbongkarlah lokasi pencetakan uang berada di UIN Alauddin Makassar tepatnya ruangan perpustakaan di Kampus 2 Samata.
Kasi Humas PolresGowa, menyampaikan, penggerebekan terhadap gedung perpustakaan di UIN Alauddin Makassar merupakan bagian dari operasi pengembangan kasus terkait peredaran uang palsu di Sulawesi Selatan.
"Kami sudah mengamankan pelaku dan barang bukti. Namun, detail lebih lanjut belum bisa kami ungkap karena kasus ini masih dalam tahap penyelidikan," jelas IPTU Kusman Jaya, dilansir Radarkoran.com dari bacakoran.co pada Selasa 17 Desember 2024.
Terhadap penggerebekan yang dilakukan pihak kepolisian hingga berbuntut panjang terhadap aksi demo yang dilakukan mahasiswa UIN Alauddin Makassar.
BACA JUGA:Palsukan Mutu Produk, 4 Perusahaan Pupuk di Blacklist Menteri Pertanian
Ratusan mahasiswa UIN Alauddin Makassar turun ke jalan untuk berunjuk rasa di depan gedung rektorat Kampus 2 Samata pada Senin siang. Mahasiswa menuntut pencopotan Rektor UIN Alauddin, Hamdan Anis, yang dianggap lalai dan melakukan pembiaran atas aktivitas ilegal tersebut di dalam kampus.
Dalam unjuk rasa tersebut, mahasiswa menyuarakan keresahan mereka mengenai kredibilitas kampus yang tercoreng akibat kasus ini.
"Bagaimana mungkin kegiatan sebesar ini bisa terjadi di lingkungan kampus tanpa ada pengawasan? Kami menuntut transparansi dan tindakan tegas dari pihak rektorat!" seru salah satu mahasiswa yang ikut dalam aksi tersebut.
Sementara itu, Wakil Rektor III UIN Alauddin Makassar, Muhammad Khalifa Mustami, akhirnya menemui perwakilan mahasiswa untuk memberikan klarifikasi. Ia menegaskan bahwa, pihak kampus tidak akan tinggal diam dan akan memberikan sanksi tegas kepada oknum yang terlibat.
"Saat ini, kami masih melakukan investigasi internal. Namun, jika terbukti bersalah, kepala perpustakaan dan oknum lainnya akan langsung dinonaktifkan," ujar Muhammad Khalifa Mustami.
Pihak kampus juga berjanji untuk meningkatkan pengawasan terhadap setiap ruangan dan aktivitas di dalam lingkungan kampus agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Kasus ini menjadi sorotan publik, terutama di kalangan akademisi dan mahasiswa. Karena dinilai mencoreng citra UIN Alauddin Makassar sebagai salah satu universitas Islam ternama di Indonesia.