Catatan IMD World Talent Ranking 2023, Cara Belajar Pendidikan Dasar di Indonesia Masih Sangat Tradisional
Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat menyebutkan, IMD memberi catatan bahwa cara belajar untuk tingkat pendidikan dasar di Indonesia masih sangat tradisional.--FOTO/NET
BACAKORAN RK - Jumlah dan kapasitas guru, termasuk infrastruktur diingatkan harus disiapkan dengan matang dalam upaya memenuhi kebutuhan penerapan Kurikulum Merdeka secara nasional. Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat.
"Penerapan Kurikulum Merdeka secara nasional membutuhkan kecukupan dari sisi jumlah dan kapasitas guru, agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara maksimal, maka perlu disiapkan dengan matang," kata Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Kamis 28 Desember 2023.
Menurut Lestari, kesiapan penerapan Kurikulum Merdeka harus segera dipastikan, baik dari sisi kualitas dan jumlah guru, serta kesiapan infrastrukturnya.
Dia mengatakan, dalam penerapan kurikulum, guru berperan sebagai pengembang kurikulum harus mampu menerjemahkan, menjabarkan dan mentransformasikan nilai-nilai yang terkandung dalam kurikulum kepada peserta didik.
"Tantangan dalam membangun sumber daya manusia yang unggul merupakan salah satu tantangan terbesar bangsa, agar memiliki daya saing yang tinggi di masa datang," paparnya.
Dia pun menegaskan, sektor pendidikan yang merupakan bagian dari proses membangun SDM nasional harus menjadi perhatian serius semua pihak, supaya mampu mencapai target yang telah ditetapkan.
BACA JUGA:Cerita Honorer Teknis Sudah 16 Tahun Mengabdi, Dikalahkan oleh Non-ASN Baru dari Instansi Lain
Apalagi berdasarkan hasil riset International Institute for Management Development (IMD) World Talent Ranking (WTR) 2023 terhadap 64 negara di dunia, daya saing SDM Indonesia 2023 naik empat peringkat dari 51 ke-47.
Meski begitu, Lestari tetap mengingatkan, IMD juga memberi catatan bahwa cara belajar untuk tingkat pendidikan dasar di Indonesia masih sangat tradisional dan harus diubah lebih inovatif untuk meningkatkan SDM di Indonesia.
Berdasarkan catatan tersebut, para pemangku kepentingan di sektor pendidikan harus mampu membangun kolaborasi yang kuat dalam mewujudkan sistem pembelajaran yang mampu meningkatkan daya saing SDM nasional dan karakter anak bangsa yang lebih baik.
Untuk diketahui, Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek memastikan jika Kurikulum Merdeka akan diterapkan secara nasional pada 2024.
Sementara saat ini ada 80 persen sekolah di semua jenjang secara sukarela sudah menerapkan Kurikulum Merdeka. Di sisi lain, catatan Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek memperkirakan Indonesia kekurangan sebanyak 1,3 juta guru pada 2024, seiring banyaknya guru yang pensiun. (**)