Penerimaan PAD 2024 Dievaluasi, Kepala OPD Ungkap Kendala

Pemkab Rejang Lebong menggelar rapat evaluasi penerimaan PAD tahun 2024--TANGKAPAN LAYAR/rejanglebongkab.go.id

Radarkoran.com - Pemkab Rejang Lebong menggelar rapat evaluasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2024, Selasa 21 Januari 2025.

Rapat yang dilaksanakan di ruang rapat bupati tersebut dimpimpin oleh Asisten III Setdakab, Drs. Sumardi, M.Si. Serta dihadiri beberapa kepala dinas. Seperti Kadis Pariwisata, Dodi Sahdani, S.Sos, M.Si, Kadispora, Rezza Pahlevie, SH, MM, Kadis Perhubungan R. Suryadi. Serta perwakilan Dinas Kesehatan, RSUD, Dinas PUPRPKP, DLH, Dinas Pertanian, UPTD Pasar Dinas Koperindag dan Bagian Umum Setda. 

‘’Kita perlu mencari solusi kenapa target PAD selalu tidak tercapai 100 persen. Apa kendala dan permasalahannya. Sehingga, kita bisa merealisasikan target PAD 2025. Jadi, hari ini seluruh OPD penghimpun PAD dapat mendiskusikannya,’’ ungkap Asisten III, Drs. Sumardi, M.Si.

Sementara itu Kepala BPKD Rejang Lebong, Andi Ferdian, SE menjelaskan bahwa target PAD 2024 sebesar Rp 76 miliar dan realisasi mencapai Rp 62 miliar.

"Sedangkan target PAD 2025 yang sudah tertuang dalam APBD 2025 mencapai Rp 93 miliar. Target ini lebih tinggi dibanding target PAD 2024 sebesar Rp 76 miliar dan terealisasi Rp 62 miliar," ujar Andi Ferdian.

Idealnya, rincian realisasi penerimaan PAD dalam triwulan I sebesar 15 persen dari target, triwulan II 40 persen, triwulan III 75 persen dan 100 persen ditriwulan IV.

BACA JUGA:Kurang Seminggu, 2 Peristiwa Bunuh Diri Terjadi di Rejang Lebong

"Sebaiknya target PAD perbulan jika targetnya tidak tercapat dapat dievaluasi dengan cepat. Sehingga, pada 31 Desember tahun berjalan penerimaan PAD dapat dilaporkan secara ril," tukas Andi.

Dalam kesempatan itu, beberapa OPD menyampaikan kendala dan permasalahan yang menjadi penghambatan pencapaian target PAD yang mereka alami. Salah satunya adalah Kadispora, Rezza Pahlevie. Ia mengungkapkan bahwa beberapa sarana penghimpun PAD yang kondisinya memang kurang memungkinkan. Misalnya, kondisi kolam renang Muna Tirta, sirkuit Cawang Baru, lapangan tenis indoor. Serta GOR Curup.

"Kalau hujan lapangan tenis indoor digenangi air, kolam renang Muna Tirta juga sering kekurangan air. Sirkuit Cawang Baru juga tidak ada kegiatan. Bahkan, GOR Curup tidak diperbolehkan untuk digunakan selain kegiatan olahraga. Padahal salah satu sumber pendapatan terbesar GOR adalah dari pengguna kegiatan bukan olahraga. Seperti bazar furniture yang dilaksanakan Toko Olympic. Akibatnya pendapatan GOR juga menurun. Tapi, kita tetap berupaya merealisasikan target PAD 2025 sebesar Rp 90 juta,’’ papar Rezza.

Hal senada disampaikan Syahril dari UPTD Pasar Dinas Koperindag. 

"Kita mengelola 6 pasar dan 27 kalangan. Tapi, ada pekan kalangan yang tidak bisa kita tarik retribusinya. Yakni, Pekan Kamis Simpang Bukit Kaba. Karena para pedagang keberatan membayarnya sebab, mereka menganggap lokasinya merupakan lahan pribadi,’’ kata Syahril.

Selain itu, tarif sewa pasar kuliner Lapangan Setia Negara juga perlu dikaji ulang. Sebab, tarifnya lebih mahal dari kios Pasar Bang Mego. 

"Tahun 2025, pasar kuliner akan dapat memberikan kontribusi untuk PAD, " sampainya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan