Honorer Kepahiang Waspada!, BKDPSDM Temukan 2 Website Pendataan Honorer Palsu

PALSU: BKDPSDM Kepahiang sudah menemukan sedikitnya ada 2 akun palsu yang beredar di Kepahiang--JIMMY/RK
Radarkoran.com- Ternyata website atau laman pendataan honorer atau tenaga Non-ASN palsu di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu bukan hanya satu saja. Belakangan ini, Badan Kepegawaian Daerah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKDPSDM) Kabupaten Kepahiang sedikitnya menemukan dua website atau laman pendataan honorer atau tenaga Non-ASN palsu. Dengan itupula, kepada honorer atau tenaga Non-ASN harus waspada dan jangan sampi tergiur dengan langsung melakukan pengisian data yang diminta sesuai dengan permintaan website atau laman tersebut.
Kepala BKDPSDM Kabupaten Kepahiang, Ir. Nyayu Elia Hasanah, M.Si melalui Kabid Kesejahteraan dan Administrasi Kepegawaian, Bahru Rozi mengungkapkan bahwa, sejauh ini pihaknya sudah menemukan ada dua situs atau website palsu yang mengatasnamakan BKDPSDM Kabupaten Kepahiang. Kedua situs tersebut, sama-sama menjalankan modus pendataan honorer atau tenaga Non ASN. Seperti yang diketahui kalau, belakangan ini Pemkab Kepahiang memang sedang melakukan pendataan kembali jumlah honorer untuk diinput ke dalam database BKN RI. Hanya saja, menurut Bahru Rozi, kedua situs ini sama-sama tidak dapat dipertanggungjawabkan. Sebab situs ini bukan lah situs resmi yang disediakan oleh BKDPSDM Kabupaten Kepahiang.
"Sejauh ini kami sudah mendeteksi ada dua situs atau website palsu yang mengatasnamakan BKDPSDM Kepahiang. Keduanya sama-sama menggunakan modus pendataan tenaga Non ASN, seperti yang sedang dijalani Pemkab Kepahiang saat ini," ungkap Bahru Rozi.
Ia menjelaskan, bahwa pendataan honorer atau tenaga non ASN yang resmi adalah tidak menggunakan situs apapun. Namun seluruh OPD di lingkungan Pemkab Kepahiang akan mendata satu persatu tenaga non ASN mereka agar kemudian, diusulkan langsung ke kantor BKDPSDM Kepahiang. Terkhusus bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kepahiang, diminta agar mengisi data honorer per unit sekolah yang meliputi, TK SD dan SMP. Sementara itu untuk Dinas Kesehatan, diminta untuk mengisi data honorer per puskesmas, puskesdes atau pustu. Data ini sendiri akan dilampirkan berupa Hard Copy dan Soft Copy dengan format Excel.
BACA JUGA:Menanti Perbuatan Zurdi Nata-Abdul Hafizh
"Jadi ini kewenangannya OPD, bukan honorer secara pribadi. Nanti kepala OPD masing-masing yang akan mendata honorer nya, kemudian dilampirkan berupa Hard copy dan soft copy dengan format excel. Lampiran tersebut, kemudian diserahkan kepada kami," sambungnya.
Sebelumnya diberitakan bahwa, Belakangan ini beradar website atau laman pendataan honorer atau tenaga Non-ASN di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. Bahkan, laman atau website pendataan honorer yang beradar tersebut, sudah ada honorer yang melakukan pengisian data. Karena memang, saat ini Kabupaten Kepahiang tengah melakukan pendataan terhadap honorer atau tenaga Non-ASN di seluruh instansi dalam Kabupaten Kepahiang.
Usut punya usut ternyata, website atau laman pendataan honorer beredar di Kepahiang tersebut merupakan palsu. Dengan pendataan honorer atau tenaga Non-ASN di seluruh instansi dalam Kabupaten Kepahiang, ternyata dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.
Kepala BKDPSDM Kabupaten Kepahiang, Ir. Nyayu Elia Hasanah, M.Si melalui Kabid Kesejahteraan dan Administrasi Kepegawaian, Bahru Rozi memastikan jika website atau laman pendataan honorer di Kepahiang yang beredar tersebut merupakan palsu. Dengan itupula, jangan sampai para honorer atau tenaga Non-ASN di Kabupaten Kepahiang tertipu dan sampai melakukan pengisian data di website atau laman alsu tersebut.
"Kita sudah menemukan adanya akun palsu yang mengatasnamakan BKDPSDM Kepahiang. Saat kita periksa, akun palsu itu ternyata dengan sengaja memberikan informasi sesat atau informasi palsu kepada masyarakat, ini sungguh sangat keterlaluan. Jadi jangan sampai honorer atau tenaga Non-ASN melakukan pengisian data di website atau laman yang palsu tersebut," sampai Bahru Rozi.