Cegah Coret Seragam dan Konvoi: Kelulusan SMAN 2 Kepahiang Secara Online

KELULUSAN: Kelulusan SMAN 2 Kepahiang dilakukan secara online--YUS/RK
Radarkoran.com - SMAN 2 Kepahiang Provinsi Bengkulu menerapkan sistem pengumuman kelulusan bagi 84 siswa/siswi secara online. Sehingga siswa/siswi tidak perlu ke sekolah lagi dan bisa melakukan pengecekan di rumah masing masing, ini dilakukan SMAN 2 Kepahiang untuk menghindari coret seragam dan konvoi kendaraan dijalan.
Kepala Sekolah SMAN 2 Kepahiang, Novi Yupensi, M.Pd mengatakan, pihaknya melakukan langkah terpadu agar kelulusan siswa/siswi berlangsung aman damai tanpa euforia. Dengan itupula melalui surat pemberitahuan dan himbauan yang ditujukan kepada orang tua/wali kelas XII.
"Kami mengajak orang tua siswa mencegah putra-putrinya coret seragam dan konvoi kendaraan saat hari kelulusan ini, cukup di rumah saja. Bisa dicek dari rumah hasil kelulusannya, agar efektif kami dan juga menempatkan petugas dari sekolah di titik rawan konvoi," sampai Novi Yupensi
Ia menambahkan, untuk siswa yang masih nekat melakukan konvoi, sekolah mengantisipasinya akan berkordinasi dengan pihak kepolisian dan beberapa guru di titik rawan konvoi.
"Mereka akan segera mencegah terjadinya perayaan kelulusan yang penuh euforia, sehingga suasana kelulusan tetap tenang dan tidak mengganggu masyarakat serta pengguna jalan raya," kata Novi
BACA JUGA:Pembangunan Sekolah Rakyat di Kepahiang Bakal Telan Anggaran Rp 210 M
Selain itu menurut Novi, sudah menjadi kebiasaan para siswa merayakan kelulusan dengan corat-coret seragam sekolah. Agar tidak terulang kembali pihak sekolah memfasilitasi donasi seragam sekolah yang masih layak pakai.
"Sejak tahun lalu kami siap menerima seragam layak pakai, dari pada dicorat-coret atau tidak terpakai setelah lulus lebih baik untuk adik kelasnya," imbau Novi.
Ia juga menambahkan, pihak sekolah sudah melakukan usaha yang maksimal untuk menghindari para siswa melakukan euforia yang berlebihan. Namun tidak dapat menjamin 100 persen jika siswa akan mengindahkan imbauan tersebut.
"Kami berusaha, tapi yang namanya anak-anak, nanti sudah kita larang kumpul di lingkungan sekolah, nanti mereka kumpul di tempat lain janjian sama kawan kawan sekolah lain," tutup Novi