Sudah Puluhan Kerbau Mati di Bengkulu Tengah, Serangan Wabah Ngorok

NGOROK : Penyakit ngorok menyebar dengan cepat terutama pada kerbau yang dilepasliarkan, sehingga dalam sebulan terakhir sudah ada puluhan ternak kerbau di Bengkulu Tengah mati. --CANDRA/RK

Radarkoran.com - Dalam kurun waktu sebulan terakhir, dilaporkan sudah 20 kerbau mati di Kabupaten Bengkulu Tengah. Kejadian ini disebabkan penyakit wabah ngorok yang menular dan menyerang kerbau-kerbau ternak masyarakat di daerah ini. Penyakit ngorok atau dalam istilah medisnya, dikenal penyakit Septicemia Epizootica (SE).

Menyangkut hal ini, Plt. Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Bengkulu Tengah, Helmi Yuliandri mengungkapkan, bahwa penyakit ini menyebar dengan cepat, terutama pada kerbau yang dilepasliarkan. Dia menjelaskan, hewan yang berkubang di tempat yang sama bisa menjadi perantara utama penyebaran penyakit ngorok tersebut. 

"Kalau berdasarkan laporan yang kami terima, sedikitnya sudah 20 kerbau yang mati karena penyakit ngorok. Ya kami menghimbau supaya semua peternak di Bengkulu Tengah ini, untuk sementara waktu mengkandangkan kerbaunya minimal selama 10 hari untuk memutus rantai penularan penyakit ini," jelasnya.

Dia melanjutkan, upaya penanggulangan sejauh ini dilakukan dengan pemberian vitamin hingga disinfektan. Namun demikian, stok obat-obatan khusus untuk mengatasi wabah saat ini sudah habis. Sebab itu Distan Bengkulu Tengah harus menunggu tambahan anggaran melalui APBDP atau bantuan dari pemerintah provinsi.

BACA JUGA:Bertemu Menteri PUPR, Bupati Benteng Usulkan Pembangunan 4 Jembatan dan Jalan Dua Jalur

"Sebenarnya kami sempat berhasil menekan penyebaran penyakit ngorok ini, sayangnya sekarang muncul lagi. Kalau sudah berkubang di dalam satu tempat penyakitnya sangat cepat menyebar," ujar Helmi Yuliandri. 

Ia menambahkan, kondisi ini diperparah pula dengan masih terbatasnya tenaga medis hewan di Bengkulu Tengah. Saat ini hanya ada 5 orang petugas medis untuk mengcover seluruh wilayah di daerah ini, yang tentunya belum dapat mencukupi penanganan kasus secara masif. 

"Kami pun minta kerjasamanya dari seluruh masyarakat yang memiliki ternak khususnya kerbau dan sapi. Kerja sama yang kami maksudkan adalah, apabila 

ada gejala penyakit pada ternaknya, segera laporkan kepada kami. Kemudian, jangan melepasliarkan hewan ternak hingga situasi kembali terkendali," tegas Helmi Yuliandri.  

Salah seorang warga Desa Batu Raja Kecamatan Pondok Kubang, Eko Putra Utama mengaku bahwa beberapa hari yang lalu, kerbau milik keluarganya mati lantaran diduga terserang penyakit ngorok. "Kami berharap ada solusi dari pemerintah melalui instansi terkait supaya meminimalisir terjadinya kerbau mati akibat penyakit ini," singkat Eko. 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan