BBM Langka, Berikut Dampaknya Bagi Warga Bengkulu Tengah

ANTRE : Antrean panjang kendaraan yang terjadi di SPBU yang berada di Provinsi Bengkulu, Senin 26 Mei 2026. --Candra/RK
Antrean kendaraan mengular di beberapa SPBU seperti SPBU Kembang Seri dan SPBU Ujung Karang. Di SPBU Desa Lubuk Sini, barisan motor dan mobil memanjang hingga ke badan jalan, bahkan sedkit mengganggu lalulintas. "Sisa dari pengiriman kemarin saja yang kita salurkan pagi ini. Tapi sekitar jam 9 sudah habis. Antrean luar biasa padat," ujar pengawas SPBU Ujung Karang, Ferdi.
Kelangkaan ini tak hanya terjadi di pusat kota kabupaten. Akan tetapi meluas ke kecamatan-kecamatan seperti Pondok Kelapa, Pondok Kubang, Pematang Tiga ingga Pagar Jati. Kepala Desa Pondok Kelapa, Alamsyah membenarkan bahwa warganya kesulitan dalam mendapatkan BBM.
"Susah sekali mendapatkan BBM sekarang bos. Di SPBU antrean panjang, eceran banyak tutup. Kendaraan tidak bisa digunakan, mempersulit masyarakat.
Sebelumnya masih ada yang jual eceran Rp 15 ribu, tapi sekarang sudah habis," ucapnya.
Terakhir, dampak yang paling terasa yakni di sektor pertanian khususnya kelapa sawit. Karena tidak ada BBM, Tandan Buah Segar atau TBS kelapa sawit tidak bisa diantarkan ke pabrik. "Buah sawit yang sudah masak terpaksa dibiarkan. Kendaraan tidak dapat jalan, karena tidak ada bensin. Kalau seperti ini terus, ekonomi warga bisa lumpuh," ujar salah seorang warga Bengkulu Tengah, Zandi.
Melihat kondisi yang ada ini, warga berharap agar pemerintah daerah maupun pusat segera mengatasi kelangkaan BBM yang kian parah ini. Ketidakpastian ketersediaan BBM membuat warga kesulitan bekerja, mobilitas terganggu, bahkan ekonomi rumah pun menjadi tangga terancam.