Membangun Kesadaran Lingkungan: Sekolah Energi Bersih Jilid 3 Menggema di Bengkulu

Kegiatan Sekolah Energi Bersih Jilid 3 yang diselenggarakan Kanopi Hijau di sekolah yang ada di Kota Bengkulu baru-baru ini--Gatot/RK
Radarkoran.com - Kanopi Hijau Indonesia kembali mengadakan Sekolah Energi Bersih (SEB) jilid 3 di SMK Negeri 2 dan SMA Negeri 3 Kota Bengkulu baru-baru ini. Kegiatan SEB ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang urgensi transisi energi dan bahaya limbah PLTU batubara.
Dalam diskusi yang diadakan, Cimbyo Ketaren dari Kanopi Hijau Indonesia menyampaikan pentingnya transisi energi dan dampak negatif limbah PLTU batubara terhadap lingkungan dan kesehatan warga.
"Limbah seperti FABA (Fly Ash dan Bottom Ash) yang dibuang sembarangan dapat merusak lingkungan dan kesehatan warga. Sebagai contoh yang dialami warga Air Sebakul, di mana sumur mereka tercemar limbah kimia," kata Cimbyo.
Selain itu, adanya jaringan tower listrik PLTU batubara Teluk Sepang juga mengancam keselamatan dan merugikan masyarakat Desa Padang Kuas, Seluma. Alat elektronik milik warga diduga rusak dan meledak terpapar gelombang listrik sejak tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) berdiri.
Cimbyo berharap melalui road show SEB ini, kesadaran tentang kondisi iklim dan pemulihannya tumbuh di kalangan muda Bengkulu dapat meningkat. Sehingga proses transisi energi bersih dapat diwujudkan dengan baik.
BACA JUGA:Walikota Bengkulu Ajak Masyarakat Meriahkan Danau Dendam Trail Run 2025
"Para pelajar ini menjadi bagian dari keberlanjutan lingkungan kedepannya. Mereka menjadi bagian dari perubahan,", ujarnya.
Para siswa yang mengikuti kegiatan SEB ini menyatakan dukungan dan tuntutan kepada pemerintah untuk mempercepat transisi energi dengan mempensiunkan PLTU batubara, termasuk PLTU batubara Teluk Sepang Kota Bengkulu yang dinilai membawa kerusakan bagi lingkungan dan kesehatan warga. Mereka menyadari bahwa energi batubara menjadi penyumbang besar krisis iklim dan limbah PLTU batubara mengakibatkan pencemaran lingkungan di Bengkulu.
"Memang benar bahwa PLTU itu pembangkit listrik, tapi kan kita sekarang sudah berada di zaman teknologi yang maju, ada pilihan tenaga surya, tenaga angin contohnya di SMA Sint Carolus yang menggunakan tenaga angin untuk menghidupkan listrik," ujar Akbar Hadafi siswa SMA N 3 Kota Bengkulu.
Wakil Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Kota Bengkulu, Zon Tusdi, menyatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi siswa dan diharapkan dapat menjadi pedoman bagi mereka untuk mencintai lingkungan.
"Melalui kegiatan ini, diharapkan para siswa dapat memahami dan mencintai lingkungan sehingga berdampak kepada anak cucu," katanya.
Sementara itu, ditambahkan Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Kota Bengkulu, Emiliya Putri Zein, pihaknya memberikan dukungan kepada Kanopi Hijau Indonesia yang telah melaksanakan kegiatan ini dan berharap para siswa dapat memahami pentingnya menjaga lingkungan.
"Mudah-mudahan nanti apapun yang disampaikan dalam SEB ini bisa menjadi pedoman kedepannya bagaimana mengatasi kondisi iklim kita yang sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja," ujarnya.
Melalui road show ini, diharapkan kesadaran tentang kondisi iklim dan pemulihannya tumbuh di kalangan muda Bengkulu, khususnya para pelajar, sehingga mereka menjadi bagian dari perubahan.