Bulog Rejang Lebong Serap 39,45 Ton Jagung Petani Lokal
Pimpinan Cabang Perum Bulog Rejang Lebong, A Musalim Yudha --GATOT/RK
Radarkoran.com - Perum Bulog Cabang Rejang Lebong yang membawahi 3 kabupaten di wilayah Provinsi Bengkulu telah berhasil menyerap 39,45 ton jagung pipilan dari petani lokal di Kabupaten Rejang Lebong, Kepahiang, dan Kabupaten Lebong.
Jagung yang terserap tersebut merupakan hasil kerja sama antara Bulog dan pihak kepolisian setempat yang memiliki program satu desa/kelurahan satu hektare lahan kebun jagung dengan rincian sebanyak 14.250 kg dari Polres Rejang Lebong, dari Polres Kepahiang sebanyak 14.400 kg, dan dari Polres Lebong 10.800 kg.
''Untuk serapan jagung di Bulog Rejang Lebong sudah mencapai 39.450 kilogram (kg) atau 39,45 ton,'' kata Pimpinan Cabang Perum Bulog Rejang Lebong, A Musalim Yudha.
Jagung pakan ternak ini dibeli Bulog dari petani dengan harga Rp6.400 per kilogram, dengan standar kadar air 14 persen dan aflatoksin maksimal 50 pbb. Bulog telah melakukan pengawalan kepada kelompok tani dari masing-masing kabupaten, mulai dari pemanenan, penjemuran hingga masuk ke gudang.
Jagung yang dibeli dari masyarakat ini akan disimpan di gudang beras milik Bulog Cabang Rejang Lebong yang berada di Kecamatan Merigi, Kabupaten Kepahiang dengan kapasitas sebanyak 150 ton.
BACA JUGA:Cuaca Ekstrem, Jalur Pendakian Bukit Kaba Ditutup Sementara
Ia menjelaskan bahwa jagung yang berhasil pihaknya serap ini nantinya akan dijual kepada masyarakat luas dalam program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) jagung pakan dengan harga Rp5.500 per kg.
"Walaupun di daerah belum dilakukan, sudah banyak yang berminat karena harga jual kita yakni Rp5.500 per kg, karena ini bentuknya subsidi," jelas Musalim.
Untuk mendapatkan SPHP jagung pakan ini, peternak harus mengusulkan melalui dinas pertanian masing-masing dan nantinya disampaikan ke Bulog untuk dilakukan peninjauan kelayakan.
''Kami sudah berkoordinasi dengan bupati dan dinas pertanian untuk mengusulkan para peternak, hingga tahun depan kita harapkan bisa direalisasikan,'' ujar Musalim Yudha.