Memaksimalkan Akhir Ramadhan dengan Ibadah dan Amal Saleh

H. SIBUAN, S.Ag. M.H.I, PENYULUH AGAMA ISLAM KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KEPAHIANG--

Ramadhan juga mengajarkan sabar dan syukur. Karena orang yang berpuasa dituntut untuk sabar dalam meninggalkan seluruh perkara yang dapat membatalkan puasa. Ia juga semestinya bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk bertemu kembali dengan bulan Ramadhan dan melakukan ibadah-ibadah di dalamnya.

BACA JUGA:8 Panglima Perang Terbaik dalam Sejarah Islam, Ada yang Baru Berusia 18 Tahun saat Ditunjuk oleh Rasulullah

Hadirin rahimakumullah

Sungguh bergembiralah bagi umat Islam yang mendapati Ramadhan, lalu dosa-dosa mereka diampuni oleh Allah swt. Dan sungguh merugilah bagi mereka yang mendapati bulan Ramadhan, namun dosanya tidak diampuni. 

Pada kasus demikian, Rasulullah saw telah bersabda dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabrani dan yang lainnya: 

Artinya: Sungguh merugi orang yang mendapati Ramadhan, tapi tidak diampuni dosanya (HR Ath-Thabarani dan lainnya).

 Orang yang bergembira bertemu bulan suci Ramadhan adalah orang-orang yang senantiasa mentaati perintah Allah swt, yakni selalu berpuasa di siang hari, meninggalkan maksiat besar maupun kecil, memperbanyak ibadah di malam hari dengan shalat tarawih, hajat, tahajjud dan witir. Serta memperbanyak membaca Al-Qur’an dan shalawat kepada Nabi Muhammad saw.

Sedangkan orang yang merugi adalah orang-orang yang menyia-nyiakan bulan suci Ramadhan, menumpuk dosa dengan meninggalkan puasa di siang hari, melakukan maksiat, mengerjakan perbuatan yang sia-sia dan menjalankan aktivitas Ramadhan sama dengan bulan-bulan yang lainnya. 

Maka dari itu, marilah kita manfaatkan waktu di bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya, terutama di waktu-waktu akhir seperti ini. Mari kita isi dengan berbagai ibadah dan amal saleh. Karena sesungguhnya bisa jadi ini merupakan Ramadhan yang terakhir bagi kita semua. 

Kita tidak ada yang tahu, kapan manusia akan hidup dan bertemu Ramadhan. Memiliki fisik yang sehat dan usia yang muda tidaklah dapat menunda kematian. Begitu juga dengan fisik yang sakit-sakitan dan tua juga tidak dapat mempercepat kematian. Karena sesungguhnya hidup adalah rahasia Allah swt. 

Oleh sebab itu, marilah kita utamakan segala sesuatu yang bermanfaat untuk kehidupan akhirat. Karena sesungguhnya dunia juga penting bagi kita, karena di dunia lah kita menanam amal kebajikan, sedang di akhirat kita hanya tinggal memanen saja. Jika di dunia hanya menjadi tempat untuk keburukan, maka kita juga akan memanen kesia-siaan ketika di akhirat kelak.

BACA JUGA:Khutbah Jum’at: Menyambut Ramadhan Mengingat Kematian

Hadirin rahimakumullah

Hidup di dunia memang enak dan indah, tapi itu hanya sementara, dan memiliki jangka waktu usia. Sedangkan hidup di akhirat merupakan kekal dan abadi. Maka sebanyak apa pun urusan kita di dunia, jangan sampai melalaikan dari urusan akhirat.

Sesibuk apa pun kita beraktivitas, jangan sampai meninggalkan ibadah yang wajib, seperti mendirikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menunaikan zakat serta berhaji dan umroh jika mampu. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan