Pedagang Kuliner di Kabawetan Butuh Modal dan Pelatihan
WISATA : Pedagang kuliner di tempat wisata Kelurahan Tangsi Baru Kecamatan Kabwetan membutuhkan perhatian, yakni penyertaan modal dari Pemkab Kepahiang, karena kelurahan tidak memiliki pemberdayaan seperti BUMDes. --IYUS/RK
Radarkoran.com - Pedagang atau pelaku usaha kuliner yang menempati bangunan mini pasar di area wisata pabrik teh Kabawetan Kelurahan Tangsi Baru Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu, mengharapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepahiang memberikan perhatian kepada mereka. Baik dalam hal permodalan maupun pelatihan, guna lebih memajukan usaha-usaha mereka kedepannya.
"Kami masih sangat membutuhkan dukungan modal usaha dan pembinaan keterampilan usaha. Kalau ada pinjaman modal usaha khusus tempat parawisata, pasti saya mengajukan pinjaman untuk modal," sampai Maman, salah seorang pedagang makanan dan minuman ringan di Kelurahan Tangsi Baru, Kamis 20 Juni 2024.
Kepada Radarkoran.com, pedagang kecil ini menuturkan, dirinya biasa berjualan menempati bangunan pasar dari Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Kepahiang. Dia mengaku bahwa, dia bersama rekan-rekannya sangat membutuhkan pembinaan dan penyertaan modal.
"Selain dukungan permodalan, kami pun butuh pelatihan keterampilan," ujar Maman yang mengaku belum pernah mendapatkan kesempatan mendapatkan pelatihan dan permodalan dari program Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
BACA JUGA:Lesehan Saung Abah, Wisata Kuliner Keluarga yang Hadirkan Suasana Desa
Ketika ditanya berapa besarnya modal yang diperlukan untuk berjualan dagangannya seperti aneka minuman ringan, dan makanan berupa mie rebus, mie goreng, pisang dan roti bakar, serta sejenisnya itu, Maman menjelaskan, modal yang dibutuhkan antara Rp 15 juta hingga Rp 20 juta.
"Saya berjualan bersama istri, kalau rame itu pada hari Sabtu dan Minggu, terkadang dibantu anak atau tetangga. Untuk modal awalnya, kisaran Rp 15 juta sampai dengan Rp20 juta. Maklum lah, di kelurahan tidak ada BUMDes untuk membantu modal usaha," katanya.
Pinjaman modal usaha Rp 20 juta, tambah Maman, tidak terlalu memberatkan pedagang untuk membayar angsurannya, tetapi hendaknya sebagian modal bisa dibantu oleh Pemkab Kepahiang melalui program UKM, perbankan, atau program lainnya.
"Paling tidak, ya kami dapat dibantu modal, kalau tidak bisa seluruhnya, ya minimal separuhnya," ujarnya.
Tentang perlunya pelatihan wirausaha, kata Maman lebih lanjut, karena hal itu sangat dibutuhkan supaya di tengah persaingan usaha yang semakin ketat saat ini, para pedagang kecil pun bisa memiliki wawasan dan keterampilan yang lebih baik, guna mendukung kemajuan usaha di masa akan datang.
BACA JUGA:Dinas Perdagangan Sebut Penataan Pedagang di Pasar Kepahiang Sulit Terlaksana
"Pedagang di sini, buka setiap hari. Ada yang jual sayuran segar, makanan, lotek dan lainnya. Untuk jualan oleh-oleh, saat ini kami tidak ada etalasenya," demikian Maman.