Sawah Kekeringan, Dinilai Imbas dari Proyek DDTS
Pintu Irigasi Pertanian di kawasan DDTS Dusun Besar Kota Bengkulu.--GATOT/RK
BENGKULU RK - Pembangunan jembatan elevated di Danau Dendam Tak Sudah (DDTS) Dusun Besar Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu, yang baru saja diselesaikan Pemerintah Provinsi, dinilai berdampak tidak baik terhadap petani sawah dikawasan tersebut. Ya bagaimana tidak, banyak persawahan yang tidak teraliri lantaran pintu air mengalami gangguan.
Ketua Kelompok Tani di Kelurahan Dusun Besar Kota Bengkulu, Hariadi menerangkan, beberapa kendala serius yang mereka hadapi sejak pembangunan proyek DDTS dimulai. Dirinya memaparkan, bantalan tanah di bawah jalan jembatan posisinya lebih tinggi dibandingkan dengan jalan lama. Kondisi inilah menyebabkan pintu air di jalan lama menjadi agak rendah, dan air tidak bisa mengalir dengan lancar.
"Pada awal pembuatan jalan baru, pintu air di tutup mati dan ditimbun dengan tanah. Namun, setelah jalan atau jembatan selesai, kami kelompok petani yang merasakan dampaknya," kata Hariadi belum lama ini.
Hariadi menambahkan, kendala yang muncul dihadapi pihaknya terkait debit air. Di mana kalau debit air mencukupi, air dapat mengalir ke sawah. Tetapi jika debit air kurang, maka air tidak dapat mengalir ke Siring Premier untuk mengairi areal persawahan, karena perbedaan ketinggian permukaan antara yang lama dan yang baru.
Keluhan ini sendiri telah pihaknya laporkan ke Dinas PUPR Provinsi Bengkulu, hanya saja hingga sekarang belum ada tanggapan atau solusi yang diberikan.
"Permasalahan ini sudah kami sampaikan ke Dinas PU tapi belum ada tanggapannya. Sebelumnya jika bisa, kami meminta jalan di keruk dengan alat berat, tetapi sepertinya alasan dari pihak pemborong alat beratnya tidak bisa masuk ke lokasi tersebut," ungkap Hariadi.
BACA JUGA:Rp 70 Miliar untuk Penataan Kawasan DDTS Tahap Pertama
Selain itu, kelompok tani kawaaan DDTS juga mengeluhkan kondisi pintu air yang digunakan untuk buka tutup, yang dikatakan telah mengalami kerusakan. Keberlanjutan kondisi ini dikhawatirkan dapat memperparah situasi yang sudah sulit. Juga kendala-kendala yang dihadapi oleh kelompok tani bukan hanya menghambat aktivitas pertanian, tetapi juga dapat berdampak pada sektor lainnya.
Untuk itu Hariadi berharap pemerintah segera merespon dan memberikan solusi yang memadai terhadap permasalahan ini, dengan memberikan perhatian serius terhadap keluhan petani. "Diharapkan situasi ini dapat segera diselesaikan, demi keberlanjutan dan kesejahteraan petani di sini," pungkasnya.