SMK Diminta Punya Kurikulum Adaptif: Mendikdasmen Abdul Mu'ti untuk Imbangi Orientasi Pasar

SMK : Pelajar SMK--FOTO/ILUSTRASI
Radarkoran.com- Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diminta punya kurikulum adaptip, tujuannya untuk imbangi orientasi pasar. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengatakan, SMK merupakan satuan pendidikan yang berhubungan erat dengan dunia industri, sehingga lulusan SMK diharapkan bisa menjadi sosok yang siap untuk masuk ke dunia kerja ataupun berwirausaha.
"Bagaimana market (pasar) itu berubah juga harus diimbangi dengan bagaimana kurikulum kita juga memiliki kurikulum yang adaptif," sampai Mendikdasmen) Abdul Mu'ti dikutip dari antaranews.com
Menurutnya, memang kurikulum adaptif menjadi tantangan besar bagi SMK sehingga seluruh program keahlian di SMK ke depan harus bisa berorientasi pada pasar, sehingga sejak sekarang diimbangi dengan kurikulum yang bersifat adaptif. Kurikulum adaptif di SMK merupakan respons atas dinamisnya perubahan pasar dan disrupsi teknologi digital di bidang pemasaran.
"Kurikulum SMK ini kan bisa buka-tutup. Tidak boleh ada kurikulum yang abadi, yang itu saja. Karena apa? Pasar itu berubah sangat cepat," katanya.
Bahkan, untuk menciptakan Kurikulum Adaptif Kemendikdasmen meluncurkan Program Gerakan 1.000 Siswa SMK Sales Naik Kelas Tahun 2025. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan marketing murid SMK. Melalui program tersebut, diminta murid tidak hanya dilatih tentang materi atau teori cara menyampaikan produk dengan baik, tetapi juga harus paham perubahan pasar.
BACA JUGA:Pemerintah Stop Program 'Inpassing' Guru: Dirjen Nunuk Beberkan Alasannya!
"Dengan mungkin studi-studi dasar mengenai social behavior ya, perubahan perilaku masyarakat. Karena masyarakat sekarang itu kan ingin semuanya naik kelas gitu, sehingga tidak meragukan," ujarnya.
Murid-murid SMK ke depan bisa memiliki kesempatan memperoleh pendidikan bermutu yang mengantarkan mereka pada pekerjaan hingga kesejahteraan ekonomi. Sehingga perubahan kurikulum mendukung SMK agar tidak lagi menjadi penyumbang pengangguran.
"Kita jawab itu dengan inovasi, dengan itu bisa menjelaskan here we are already changing, ini loh kita sudah berubah. Here we have the answer, ini kita punya jawaban," demikian Mendikdasmen Abdul Mu'ti.