Program PSPP Kemendikdasmen Tahun 2025 Sasar 750 SMK dan 150 SLB

PSPP : Program PSPP Kemendikdasmen--FOTO/ILUSTRASI
Radarkoran.com- Tahun 20025 ini, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) akan menjalankan program Perbaikan Sarana dan Prasarana Pendidikan (PSPP). Program yang dijalankan Kemendikdasmen masuk dalam rangkaian Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025. Diketahui, tahun 2025 ini program PSPP yang dijalankan Kemendikdasmen menyasar 750 SMK dan 150 SLB.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK), Tatang Muttaqin menyampaikan, program PSPP Kemendikdasmen pada tahun 2025 menyasar 750 SMK dan 150 SLB. Tujuannya, agar proses pembelajaran siswa dapat berjalan lebih baik dalam mencapai standar mutu yang diharapkan.
"Program Perbaikan Sarana dan Prasarana Pendidikan ini akan memberikan dampak pada proses pembelajaran yang lebih berkualitas untuk lulusan pendidikan vokasi PKPLK yang terampil, mandiri, dan berdaya saing," sampai Tatang diktutip dari antaranews.com.
Tatang Muttaqin memaparkan, sasaran Program PSPP sangat beragam, mulai dari pembangunan dan perbaikan ruangan belajar, pembangunan ruang praktik, toilet sekolah, hingga kantin sekolah. Tahap awal ini, bertepatan dengan peringatan Hardiknas, akan melaksanakan agenda groundbreaking dilakukan serentak pada 11 titik satuan pendidikan di bawah pembinaan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi PKPLK.
BACA JUGA:Terduga Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak di Rejang Lebong Ditangkap
Ke-11 titik tersebut adalah SMKN 3 Banda Aceh (Aceh), SMKN 3 Banyumas (Jawa Tengah), SMKN 2 Banjarbaru (Kalimantan Selatan), SMKN 3 Kupang (Nusa Tenggara Timur), SLB Putra Bakti (Lampung), SLBN Slawi (Jawa Tengah), SLB YPAC Makassar (Sulawesi Selatan), SKB H. Dariyah (Aceh), SKB Kebumen (Sulawesi Selatan), SKB Biringkanaya (Sulawesi Selatan), dan PKBM Al-Firdaus (Kalimantan Selatan).
Terpisah, Kepala SLB Negeri Slawi Ninik Basri Martini mengatakan program perbaikan itu menjawab keresahan para guru dan wali murid terkait adanya ruang pembelajaran khusus bagi siswa tunarungu dan tunagrahita yang selama ini belajar di ruang yang sama. Ia mengungkapkan, keberadaan ruang pembelajaran khusus tidak hanya membuat proses belajar dan mengajar lebih nyaman, tetapi juga mendukung kemandirian dan menumbuhkan potensi siswa.
"Jadi tidak hanya guru yang antusias, tapi orang tua juga sangat bersemangat untuk terlibat dalam program ini karena ini adalah hal yang mereka inginkan," kata Ninik.