BPBD Lebong Siagakan Tim Reaksi Cepat
Kantor BPBD Lebong--Ist/RK
Radarkoran.com - Hujan deras disertai angin kencang yang hampir terjadi setiap hari menyebabkan meningkatnya potensi bencana di sejumlah wilayah Kabupaten Lebong.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebong meminta seluruh warga untuk meningkatkan kewaspadaan. Apalagi berdasarkan pemantauan dan data peta risiko bencana, hampir seluruh wilayah kecamatan di Lebong termasuk dalam kategori rawan bencana, khususnya banjir dan tanah longsor.
Plt Kepala BPBD Lebong, Tantawi, SP, menyampaikan bahwa kondisi geografis Lebong yang didominasi perbukitan dan dialiri banyak sungai menjadi faktor utama tingginya potensi bencana.
"Kalau untuk wilayah rawan itu hampir seluruh kecamatan, tapi bencana alam yang sering terjadi adalah bencana banjir dan tanah longsor," ujarnya beberapa waktu lalu.
Menurut Tantawi, wilayah yang memiliki risiko paling tinggi berdasarkan peta rawan bencana meliputi Kecamatan Pinang Belapis, Uram Jaya, Lebong Utara, Pelabai, Amen, Lebong Sakti, Lebong Atas, Lebong Tengah, Bingin Kuning, Lebong Selatan, Topos, dan Rimbo Pengadang. Di wilayah-wilayah tersebut, intensitas curah hujan yang tinggi serta kondisi tanah yang labil berpotensi memicu longsor, terutama di area lereng dan perbukitan yang sudah mengalami penebangan pohon.
BACA JUGA:Lagi, Objek Wisata Pulau Harapan Berpotensi Tak Sumbang PAD
Sebagai langkah antisipasi, BPBD Lebong telah menyiagakan Tim Reaksi Cepat (TRC) yang tersebar di 12 kecamatan. Tim ini bertugas memantau kondisi lapangan dan siap melakukan evakuasi jika terjadi bencana sewaktu-waktu.
Selain personel, BPBD juga menyiapkan berbagai peralatan penunjang tanggap darurat, mulai dari perahu fiber, pelampung, mobil operasional logistik, mobil rescue, hingga mobil dapur umum.
"Kalau kondisi bencana cukup parah, kami akan segera bersurat dan berkoordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk memperkuat penanganan," tambah Tantawi.
BPBD Lebong juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak menyepelekan tanda-tanda alam di sekitar lingkungan tempat tinggal. Warga yang tinggal di bantaran sungai diminta untuk segera mengungsi jika permukaan air mulai naik, sementara masyarakat di daerah perbukitan diminta untuk memperhatikan retakan tanah yang bisa menjadi tanda awal longsor.
"Kami mengajak warga agar selalu memperhatikan kondisi lingkungan. Jika melihat tanda-tanda longsor atau peningkatan debit air sungai, segera laporkan ke perangkat desa atau langsung ke BPBD melalui call center yang sudah disediakan," pungkas Tantawi.