811 Warga Provinsi Bengkulu Positif DBD, Lonjakan Kasus Terjadi pada Maret

Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu, Ruslian, SKM., M.Si--GATOT/RK

Radarkoran.com - Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu mencatat, sepanjang tahun 2024 ini ada sebanyak 811 warga Bengkulu yang dinyatakan positif Demam Berdarah Dengue (DBD). 

Kepala Dinkes Provinsi Bengkulu, Moh. Redhwan Arif melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu, Ruslian, SKM., M.Si., mengatakan, semua pasien yang telah dinyatakan positif DBD telah mendapatkan pelayanan dan perawatan pada fasilitas kesehatan (Faskes) yang ada di wilayah Bengkulu. 

"Semua pasien sudah menjalani perawatan di rumah sakit dan diberikan pengobatan secara intensif," kata Ruslian. 

Lebih jauh, berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, lonjakan kasus DBD di Bengkulu terjadi pada bulan Maret 2024. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data setiap minggunya yang dilaporkan melalui Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) oleh tenaga survelen. 

Dinas Kesehatan juga mencatat, kasus suspek DBD di Bengkulu yang Pada minggu ke-1 hingga ke-19 tahun 2024 ini, setidaknya  terdapat 2.602 orang yang dinyatakan suspek DBD.

BACA JUGA:DBD Meningkat, Gubernur Tekankan Tindakan Pencegahan

"Laporan suspek paling banyak dilaporkan berasal dari kabupaten Seluma yang berjumlah 435 kasus. Dan paling sedikit dilaporkan gejala DBD yakni Bengkulu Tengah," sampai Ruslian. 

Walaupun sempat mengalami lonjakan di Maret 2024, sejak minggu ke-16 (akhir April) tahun 2024, angka suspek DBD di Bengkulu sudah mengalami penurunan. Terdata sebanyak 138 kasus suspek yang dilaporkan, turun dari minggu ke-12 yang sebanyak 232 kasus. 

"Untuk suspek itu artinya belum positif, hanya menunjukkan gejala klinis saja," imbuh Ruslian. 

Lebih lanjut, meskipun terjadi penurunan kasus, masyarakat diimbau untuk terus waspada. Diingatkan agar selalu menjaga kebersihan serta menggalakkan 3 M yakni menguras, menutup dan mengubur. Gerakan 3 M ini merupakan cara ampuh menekan penyebaran penyakit DBD dilingkungan masyarakat, namun realisasinya tidak bisa dilakukan satu keluarga saja. Tapi melibatkan masyarakat lainnya, yang dilaksanakan minimal satu minggu satu kali. 

"Penyakit DBD ini bisa dicegah dengan perilaku kita sehari-hari. Kalau perilaku kita sehat dan bersih, mudah-mudahan DBD akan terus menurun," kata Ruslian. 

Disis lain, Ruslian menyebut jik Dinas Kesehatan juga terus melakukan kerjasama dengan lintas sektor guna meminimalisir penyebaran kasus DBD, yakni dengan melakukan budaya bersih bersih atau melakukan pemberantasan sarang nyamuk di daerah-darah yang terdapat kasus DBD-nya tinggi.

BACA JUGA:Sudah 7 Meninggal Dunia, Dinkes Provinsi Bengkulu Imbau Waspada DBD

Selain itu, pihaknya juga melakukan penyuluhan oleh puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota kepada masyarakat, serta melakukan fogging atau pengasapan yang sesuai indikasi. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan