Mantan Pasien DBD jadi Kebal DBD? Ini Penjelasan dari Dokter Spesialis
Kementerian Kesehatan mencatat hingga minggu ke-23 tahun 2024, terdapat 131.501 kasus DBD dengan kematian sebanyak 799 kasus.--FOTO/DOK
Radarkoran.com - Ketua ITAGI (Indonesia Technical Advisory Group on Immunization), Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K) mengatakan, dengue atau sering disebut sebagai DBD merupakan penyakit yang dapat menjangkit siapa saja tanpa memandang usia, apalagi pangkat dan jabatan.
Di wilayah dengan tingkat penularan DBD yang tinggi, anak-anak maupun orang dewasa muda cenderung menjadi paling terkena dampaknya, dengan angka kematian lebih tinggi pada anak-anak. Namun sayangnya, di tengah masyarakat masih ada miskonsepsi tentang DBD. Sebab, menganggap DBD penyakit tak berbahaya.
"Iya, masih banyak orang yang berpikir apabila sudah pernah terkena DBD atau mantan pasien DBD, maka mereka aman dan menjadi kebal dari DBD. Kan sebenarnya tidak begitu," sampai dr. Sri Rezeki.
Masyarakat perlu memahami bahwa virus dengue terdiri dari empat serotipe. Kalau seseorang telah terjangkit satu serotipe, mereka masih bisa terjangkit serotipe yang lain. "Infeksi yang kedua dan seterusnya berpotensi lebih parah. Bahkan bisa menyebabkan kematian," terangnya.
Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang DKI Jakarta, Prof. Dr. dr. Rismala Dewi, Sp.A(K) menyampaikan pentingnya pencegahan DBD yang terintegrasi dan komprehensif. Oleh karena itulah organisasi profesi termasuk salah satunya adalah IDAI, merekomendasikan imunisasi DBD kepada anak-anak usia 6-18 tahun.
BACA JUGA:Dinkes Bengkulu Minta Warga Terapkan 3M Antisipasi Kasus DBD
Langkah itu bukan hanya bertujuan memberikan perlindungan optimal kepada anak-anak, yang merupakan kelompok paling rentan terhadap infeksi dengue, tetapi juga untuk secara signifikan mengurangi risiko kematian akibat penyakit ini. "Untuk itu mari bersama-sama lindungi generasi muda kita dari ancaman DBD dengan vaksinasi," ucapnya.
Untuk diketahui, Kementerian Kesehatan mencatat hingga minggu ke-23 tahun 2024, terdapat 131.501 kasus DBD dengan kematian sebanyak 799 kasus.
Angka kasus kejadian tersebut lebih tinggi dari kumulatif kasus DBD di tahun 2023, yaitu 114.720 kasus, dan mendekati total kasus kematian sepanjang 2023, yaitu 894 kasus.
"Sampai saat ini, pencegahan dan pengendalian DBD di negara kita masih berfokus lebih berat pada pengendalian vektor yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat," sampai Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dirjen P2P Kemenkes RI, dr. Imran Pambudi, MPHM.