Lestarikan Kuliner Khas Bengkulu, Begini Kisah Ibu Gadis Penjual Pendap dan Kue Bongkol

Senin 07 Oct 2024 - 11:55 WIB
Reporter : Gatot Julian
Editor : Eko hatmono

Radarkoran.com - Ditengah maraknya inovasi berbagai kuliner modern, seorang ibu di Kota Bengkulu tetap tekun melestarikan kuliner khas Bengkulu yakni pendap yang otentik dengan citarasa khas buatan rumahan. 

Ibu Gadis (62) menjadi sosok inspiratif yang masih memilih untuk mempertahankan tradisi leluhur ini tinggal di Jln. Irian Kelurahan Tanjung Agung kecamatan sungai serut kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu ini tetap setia berjualan pendap di depan rumahnya. 

Pendap sendiri merupakan salah satu makanan khas Bengkulu berupa makanan yang terbuat dari ikan fermentasi yang dibungkus daun talas dan dimasak dalam waktu yang cukup lama hingga duri yang ada pada ikan menjadi lunak. 

Dari penuturannya, semangat ibu Gadis untuk melestarikan kuliner khas Bengkulu ini selain untuk melestarikan resep turun temurun, juga dalam upaya membantu pemasukan keluarga. 

Setiap hari, dirinya tekun menyiapkan pendap dengan resep turun-temurun dari keluarganya untuk dijajakan kepada masyarakat. 

Salah satu keunikan pendap buatan Ibu Gadis adalah penggunaan kelapa goreng sebagai bumbu tambahan. Menurutnya, penambahan bumbu berupa kelapa goreng akan membuat pendap menjadi lebih tahan lama dan tidak mudah basi.

"Pendap buatan saya pakai kelapa goreng biar lebih awet. Selain itu, rasanya juga jadi lebih gurih," ungkap Ibu Gadis saat ditemui di lapak jualannya.

BACA JUGA:PPITTNI Gelar Zikir Akbar Doakan Kebaikan Bangsa dan Negara

Bagi kalian yang ingin mencoba pendap resep turun temurun ibu Gadis bisa langsung datang ke lokasi berjualannya yang berada di Jalam Irian Kelurahan Tanjung Agung kecamatan sungai serut kota Bengkulu. Harga pendapnya pun sangat terjangkau dan hanya di bandrol dengan harga Rp 12 ribu saja. 

Selain kuliner pendap, ibu Gadis juga turut melestarikan kuliner berupa kue bongkol khas Bengkulu. Kue ini adalah camilan tradisional yang terbuat dari bahan-bahan sederhana seperti tepung beras, santan kelapa, gula merah, garam dan di balut dengan daun pisang. 

"Untuk kue bongkol sendiri, saya jual hanya dengan harga dari 3 ribuan saja, dan Allhamdulilah banyak yang suka," tutur ibu Gadis. 

Meskipun kuliner yang dijajakan ibu Gadis tidak memiliki toko yang besar dan hanya berupa lapak kecil didepan rumah, serta tanpa adanya promosi yang gencar di media sosial, pendap dan kue bongkol ibu Gadis tetap laris manis dan memiliki tempat tersendiri bagi pecinta kuliner. 

Terlebih, hasil penjualan pendap dan kue bongkol sangat berarti bagi Ibu Gadis untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, bahkan dapat mendukung biaya pendidikan anak-anaknya. 

"Saya senang bisa terus berjualan pendap. Selain bisa menambah penghasilan, saya juga bisa melestarikan kuliner khas Bengkulu," ujarnya.

Berkaca dari kisah ibu Gadis  yang masih setia melestarikan kuliner khas Bengkulu ini sewajarnya menjadi inspirasi dan patut dicontoh oleh banyak orang, khususnya generasi muda. Ditengah perkembangan dan inivasi kuliner modern yang merajalela, Ibu Gadis membuktikan bahwa usaha kecil yang dikelola dengan penuh semangat dan ketekunan tetap bisa bertahan dan sukses.

Kategori :