Radarkoran.com - Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Kepahiang ,memastikan bahwa sampai dengan saat ini, program Keluarga Berencana (KB) vasektomi masih tidak ada peminat. Bagaimana tidak, nihilnya pengguna KB Vaksetomi ini disebabkan lantaran, tidak ada satupun suami atau laki-laki di Kabupaten Kepahiang yang bersedia untuk melakukannya.
Kepala DPPKBP3A Kabupaten Kepahiang, Linda Rospita, SH, MH menuturkan, bahwa masyarakat banyak yang tidak bersedia untuk melakukan KB Vasektomi lantaran, berdasarkan pemahaman yang ada di kalangan masyarakat, KB Vasektomi sama dengan kebiri. Padahal menurutnya, pemahaman seperti itu sama sekali tidak benar. Pasalnya KB vasektomi, sebenarnya adalah operasi bedah ringan, dan justru membuat sehat dan bisa mengembalikan vitalitas pria.
Ditambahkan Linda, KB vasektomi ini memang tidak diperkenankan untuk semua pria, karena hasilnya permanen. Bagi pria yang sudah memiliki banyak anak, sementara istrinya tidak bisa lagi mengikuti program KB apapun, maka disarankan untuk melakukan KB vasektomi ini.
"Tidak ada yang salah sebenarnya. KB vasektomi itu lebih dianjutkan untuk pria yang anaknya sudah banyak, dan istrinya sudah tidak bisa KB. Justru sehat, justru untuk kebutuhan seksual biologis lebih berkualitas," ujar Linda.
Untuk saat ini, Linda mengatakan memang belum ada pria atau suami di Kepahiang yang melakukan KB vasektomi, alias masih nol. Kendati demikian, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi, dan menargetkan pada tahun ini ada warga yang bersedia melakukan KB vasektomi ini.
BACA JUGA:Gara-gara Ini, DPRD Kepahiang Akan Panggil Manajemen PT. MAS Sembilan Pilar
"Karena ini sehat, dan baik untuk keluarga yang memang sudah memiliki banyak anak," sambungnya.
Disisi lainnya, menurut Linda hal ini perlu dilakukan oleh keluarga yang sudah memiliki jumlah anak yang banyak namun, terganjal dengan perekonomian yang minim. Sebab KB sendiri dilakukan bertujuan untuk mengendalikan jumlah penduduk, mengatur jarak kelahiran, dan menciptakan keluarga sehat sejahtera.
"Hanya saja hal ini bukan paksaan, KB itu sendiri bertujuan untuk mengendalikan jumlah penduduk, mengatur jarak kelahiran, dan menciptakan keluarga sehat sejahtera," demikian Linda.