Tanda Kiamat Terlihat Jelas di Kopi Brasil, RI Tinggal Tunggu Waktu?

Perkebunan Kopi--freepick

Dengan produktivitas yang hanya 780 kg per hektar, Indonesia tertinggal jauh dari Brazil yang mampu menghasilkan 7.000 kg per hektar dan Vietnam dengan 3.500 kg per hektar. Rendahnya produktivitas ini menggarisbawahi urgensi perbaikan infrastruktur pertanian dan regenerasi tanaman kopi.

Kopi yang dulu menjadi kebanggaan, kini berhadapan dengan krisis yang tidak bisa diabaikan.

Di tengah gejolak harga, konsumsi kopi di Indonesia justru terus meningkat. Data USDA mencatat bahwa konsumsi kopi nasional diperkirakan mencapai 4,79 juta kantong pada 2023/2024.

Survei Snapchart pada September 2023 menunjukkan 79 persen masyarakat Indonesia minum kopi setidaknya sekali sehari, terutama di pagi hari. 

Mayoritas konsumen menghabiskan antara Rp6.000 hingga Rp20.000 per cangkir, menjadikan kopi bagian penting dari rutinitas harian. Namun, dengan harga kopi yang terus naik, kopi mungkin tak lagi sekedar kenikmatan pagi, tapi beban baru di dompet.

BACA JUGA:800 Persil Perkebunan Kopi di Rejang Lebong Kantongi STDB

Di balik lonjakan harga dan kenaikan konsumsi, ada tantangan besar yang mengintai. Jika penurunan produksi kopi di Indonesia terus berlanjut tanpa adanya tindakan nyata, seperti peningkatan teknik budidaya dan penanganan perubahan iklim, Indonesia berisiko kehilangan posisi strategisnya di pasar global. Ironisnya, di tengah kenaikan konsumsi, Indonesia bisa saja terpaksa meningkatkan impor kopi-sebuah situasi yang tentunya membingungkan bagi negara yang seharusnya menjadi produsen utama.

Produsen kopi Joao Rodrigues Martins memegang segenggam biji kopi yang rusak saat memeriksa perkebunannya yang terbakar hutan di daerah pedesaan Caconde, negara bagian Sao Paulo, Brazil.

Namun, harapan belum sirna. Pemerintah dan pelaku industri mulai menyusun langkah-langkah untuk menyelamatkan sektor kopi. Program peremajaan tanaman, peningkatan teknik pengolahan, dan strategi menghadapi perubahan iklim menjadi fokus utama. Jika langkah-langkah ini dilakukan dengan baik, Indonesia bisa mengembalikan posisinya sebagai produsen kopi yang disegani dunia.

Di balik setiap cangkir kopi, ada cerita panjang yang melibatkan jutaan tangan petani, perubahan iklim, dan dinamika pasar global. Kopi lebih dari sekadar komoditas, ia adalah warisan budaya dan ekonomi yang menjadi tulang punggung masyarakat. Jika kita gagal menjaga keberlanjutannya, kita tidak hanya kehilangan produk, tetapi juga kehilangan bagian dari diri kita. Maka, menjaga kopi adalah menjaga masa depan kita bersama. 

Tag
Share