Antisipasi Penolakan Pasien di RS dan Faskes, Dinkes Bengkulu Siapkan Langkah Ini
Kapala Dinkes Provinsi Bengkulu, Moh. Redhwan Arif--GATOT/RK
Radarkoran.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengoptimalkan pelayanan di Rumah Sakit (RS) ataupun Fasilitas Kesehatan (Faskes).
Upaya yang dilakukan ini menyikapi adanya tragedi penolakan pasien korban Kecelakaan Lalu Lintas (Lakalantas) beberapa waktu lalu di dua rumah sakit yang ada di Bengkulu.
Kepala Dinkes Provinsi Bengkulu, Moh. Redhwan Arif mengatakan, dari hasil pendampingan dirinya saat inspeksi mendadak (Sidak) yang dilakukan Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu di dua RS beberapa waktu lalu, secara garis besar akar permasalahan sudah diketahui yakni adanya penyumbatan komunikasi yang akhirnya menimbulkan salah persepsi.
"Intinya, persoalan itu terjadi disebabkan adanya penyumbatan komunikasi antar fasilitas kesehatan yang ada," ungkap Redhwan Arif, Senin 30 Desember 2024.
Ia menambahkan, kejadian penolakan pasien di rumah sakit tersebut harus dijadikan pelajaran bersama untuk perbaikan pelayanan kesehatan ke depan.
BACA JUGA:Mutasi Jajaran Polda Bengkulu, Kapores Kepahiang Berganti
"Kita juga telah menyiapkan beberapa langkah guna menghindari kejadian serupa terjadi lagi," imbuh Arif.
Adapun beberapa langkah antisipasi yang disiapkan Dinkes Provinsi Bengkulu diantaranya melakukan koordinasi dengan faskes atau seluruh RS yang ada di Provinsi Bengkulu. Terutama koordinasi yang berkaitan dengan rujukan yang sudah tersistem, yakni Sisrute (Sistem Rujukan Terintegrasi).
"Walaupun sudah ada Sisrute, tapi kita menilai tetap dibutuhkan kebijaksanaan dalam merujuk pasien," sampai Arif.
Selain itu, dengan kondisi sistem yang sering mengalami gangguan, Redhwan Arif menyebut perlunya kebijakan cepat yang diambil dalam memberikan pelayanan kesehatan, salah satunya dengan komunikasi personal melalui ponsel. Baik itu dengan cara menelepon atau menggunakan aplikasi seperti WhatsApp.
Komunikasi awal by phone dapat dilakukan fasilitas kesehatan agar bisa diketahui kesiapan RS, tenaga medis dan ruangan saat merujuk pasien. Seiring dengan hal tersebut, dapat merujuk dengan menggunakan Sisrute setelahnya.
"Ini sangat diperlukan, apalagi dalam kondisi darurat. Sementara kalau menggunakan Sisrute, ketika mau merujuk, datanya harus lengkap," sampai Arif.
Sementara itu, menyambut tahun baru 2025, Dinkes Provinsi Bengkulu mengingatkan agar seluruh faskes mulai dari Puskesmas hingga RS harus siap melayani masyarakat. Hal ini mengingat pada periode ini kerap terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan karena mobilitas masyarakat tinggi.
"Kita ingatkan agar faskes dan juga para tenaga medis harus standby. Sehingga pada saat masyarakat membutuhkan pelayanan kesehatan, bisa langsung ditangani," tutup Redhwan Arif.