Kisah Nenek Sarimin, Rumah Dijual Cucu dan Bantuan PKH 'Ducuri', Telantar Masuk Panti Jompo

DIANTARKAN : Nenek Sarimin diantarkan oleh petugas Dinsos Kabupaten Bengkulu Tengah ke panti asuhan yang ada di Kota Bengkulu, Rabu 12 Februari 2025.--Candra/RK
Sangat tega. Ya, itulah kata yang paling cocok menggambarkan apa yang sudah dilakukan anak dan cucu Sarimin kepada dirinya. Bagaimana tidak, berjalan saja sudah tidak bisa, dia malah ditelantarkan hingga akhirnya masuk panti jompo. Tidak hanya itu saja, informasi yang diperoleh, rumah wanita yang telah berusia di atas 60 tahun ini dijual oleh cucunya. Begitupun dengan bantuan PKH, yang seharusnya bisa memenuhi kebutuhan Sarimin, malah diambil, dengan kata lain dicuri oleh cucunya. Bagaimana kisahnya? Berikut ini laporan selengkapnya.
Sarimin wanita yang sudah berusia 60 tahun, dengan wajah lesu tapi sedikit terlihat bahagia diantarkan petugas Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) ke panti jompo, pada Rabu pagi 12 Februari 2025. Duduk di atas kursi roda, Sarimin pun melihat ke kiri dan ke kanan, berupaya tenang, berupaya menerima bahwa dirinya akan menetap di panti jompo atau panti sosial, yakni Panti Tresna Werdha Kota Bengkulu.
Setelah diurus semua administrasinya, Sarimin pun diantarkan ke kamarnya oleh petugas panti. Namun, sebelum berpisah dengan petugas Dinsos Bengkulu
Tengah, dia masih sempat mengucapkan kata terima kasih. "Terima kasih nak," ucap Sarimin dari atas kursinya, sembari melihat kepada para petugas dari Dinsos Bengkulu Tengah.
Dengan kompak, petugas Dinsos Bengkulu Tengah yang turut hadir langsung Kepala Dinas Sosial Watiullah, membalas ucapakan Sarimin. "Sama-sama nek,
yang baik di sini, semoga sehat selalu," ujar petugas Dinas Sosial Kabupaten Bengkulu Tengah.
Didorong petugas panti, Nenek Sarimin pun berlalu dari pandangan petugas Dinas Sosial Bengkulu Tengah. Para petugas dinas sosial pun selanjutnya pamit pulang kepada pegurus panti. Sesampainya di kanto Dinsos Bengkulu Tengah, Hj. Dewi Sri Agustini selaku Kabid Rehabilitasi Sosial (Rehsos) menyampaikan, apa ayang dialami Sarimin sangat menyedihkan.
"Kasihan lihat Nek Sarimin. Dia ditinggal oleh anaknya, kemudian ditinggal pula oleh cucunya," kata Dewi.
Lebih lanjut Dewi menceritakan, berdasarkan informasi yang diperoleh pihaknya, Nek Sarimin tinggal di wilayah Kecamatan Pondok Kubang, bahkan KK-nya pun masih di Pondok Kubang. Namun beberapa waktu terakhir, Nek Sarimin tinggal di rumah panjang dekat kantor DPRD Kota Bengkulu. Dia tinggal di sana atas belas kasih masyarakat sekitar.
"Kita menemukan Nek Sarimin ini berdasarkan laporan dari Dinsos Kota Bengkulu. Kami datangi lokasi, dan kami lihat data-data kependudukannya, memang benar dia merupakan warga Kabupaten Bengkulu Tengah," terang Dewi.
BACA JUGA: ASN Bengkulu Tengah Belum Diizinkan Pindah ke Luar Daerah
Masih berdasarkan informasi dari masyarakat di sekitar kantor DPRD Kota Bengkulu, Nek Sarimin sudah telantar sehingga dibantu untuk tinggal di sebuah kontrakan di sana. Untuk makan dan minumnya pun dibantu oleh masyarakat sekitar, yang secara suka rela bergiliran memberikannya.
"Di sana hanya tinggal saja, tidak bayar, makan minumnya juga dibantu oleh masyarakat sekitar. Alhamdulillah, masyarakat sekitar baik-baik, tidak seperti
anak dan cucu Nek Sarimin," kata Dewi dengan nada cetus.