Atasi Harga Mahal dan Langka? Forkopimda Kepahiang Sidak Gas Elpiji 3 Kg, Ini Hasilnya!

SIDAK: Bupati bersama forkopimda Sidak gas elpiji di Kepahiang--JIMMY/RK

Radarkoran.com- Bupati Kepahiang, H. Zurdi Nata, S.Ip bersama dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) melakukan Sidak distribusi gas elpiji 3 kilogram di Kabupaten Kepahiang. Dalam pelaksanaannya, bupati bersama Forkopimda blusukan untuk mencari tahu, persoalan kelangkaan dan harga gas elpiji bersubsidi yang belakangan menjadi buah bibir di tengah masyarakat.

Salah satu informasi yang beredar, adalah terkait adanya salah seorang warga yang menjual gas elpiji 3 kilogram dengan harga Rp 45 ribu per tabung. Guna mendalami informasi ini, bupati dan Forkopimda mendatangi kediaman warga tersebut untuk mencari tahu apakah yang bersangkutan, benar-benar menjual gas elpiji 3 kilogram dengan harga Rp 45 ribu tabung.

Berdasarkan informasi dihimpun Radarkoran.com, warga tersebut berkilah dan mengatakan bahwa, dirinya bukan lah seorang pengecer aktif. Dihadapan Forkopimda, yang bersangkutan mengaku kalau gas tersebut dibeli dari luar daerah Kabupaten Kepahiang dan tidak untuk diperjualbelikan. Hanya saja, lantaran masyarakat sekitar (tetangga) nya, membutuhkan gas elpiji 3 kilogram tersebut untuk memasak saat sahur, warga tersebut kemudian merelakan gas elpijinya untuk dibeli oleh tetangganya itu.

Disinggung terkait harga jualnya, warga tersebut mengaku tidak menjual gas elpiji 3 kilogram dengan harga Rp 45 ribu, melainkan hanya Rp 35 ribu saja. Hal ini pun bukan karena bisnis, namun lantaran untuk ganti ongkos Jasa Titip (Jastip).

BACA JUGA:Dampak PPPK Diangkat Tahun 2026?, Setahun Honorer di Kepahiang 'Nganggur'

Pengakuan ini, benar-benar berbeda dari pengakuan awalnya saat wartawan melakukan investigasi. Pasalnya berdasarkan keterangan awalnya, yang bersangkutan mengaku menjual gas tersebut dengan harga Rp 45 ribu tabung. 

Disisi lainnya, dalam Sidak ini diketahui kalau persediaan gas elpiji di pangkalan dan juga harganya, terpantau aman dan tidak mengalami persoalan yang berarti.

"Kalau dari hasil Sidak kita hari ini, tidak ditemukan adanya gejolak yang berarti, baik soal harga ataupun persediaannya. Kami juga mendatangi langsung rumah warga yang kabarnya menjual gas Rp 45 ribu per tabung, berdasarkan keterangannya, gas miliknya itu tidak untuk dijual. Namun karena ada tetangga yang butuh, jadi diberilah oleh warga ini dengan harga Rp 35 ribu. Itupun bukan karena bisnis, tapi untuk ganti biaya ongkos Jastip," ujar bupati Kepahiang .

Selain itu, Bupati juga menjelaskan bahwa segel terhadap gas yang dimiliki oleh warga tersebut, berwarna pink. Itu menandakan bahwa gas tersebut, bukanlah gas yang didistribusikan untuk Kabupaten Kepahiang.

"Kalau yang kita itu warna nya hijau, jadi gas itu bukannya dari Kepahiang melainkan dari daerah luar," sampainya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan