Sudah 378 Kasus Gigitan HPR Terjadi, Masyarakat Diimbau Waspada

Kepala Dinkes Provinsi Bengkulu, Moh. Redhwan Arif--GATOT/RK

Radarkoran.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu mencatat kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) yang terdata dalam Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) di wilayah Bengkulu mencapai 378 kasus GHPR. Jumlah kasus tersebut terjadi pada 3 bulan pertama tahun 2025, Januari hingga Maret. 

Tingginya kasus gigitan HPR tersebut, Dinkes mengimbau kepada masyarakat Bengkulu untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman kasus penyakit rabies dampak gigitan hewan pembawa rabies seperti anjing, kucing hingga kera.

Kewaspadaan tersebut ditekankan setelah dikeluarkannya surat edaran dari kementerian kesehatan tentang kewaspadaan terhadap penyakit rabies. Edaran tersebut dikeluarkan lantaran adanya peningkatan kasus rabies di wilayah Indonesia.

Kepala Dinkes Provinsi Bengkulu, Moh. Redhwan Arif mengatakan, walaupun belum ditemukan kasus positif rabies di wilayah Bengkulu, dirinya menghimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada mengingat angka gigitan hewan pembawa rabies masih tinggi.

"Ada peningkatan kasus positif rabies di indonesia, namun di provinsi Bengkulu sampai dengan saat ini untuk yang positif (Rabies) belum kita temukan. Tetapi kita tetap harus waspada," ungkap Redhwan.

BACA JUGA:Siapkan Regulasi, Bupati Benteng Tegaskan ASN Bayar Zakat Penghasilan Lewat Baznas

Ia menambahkan, dalam upaya mencegah kasus penyakit rabies tersebut, ia meminta dan mengingatkan kepada masyarakat maupun fasilitas kesehatan agar segera menindaklanjuti secara medis jika ada kasus gigitan hewan pembawa rabies.

"Setiap ada gigitan hewan penular rabies seperti anjing, kucing  dan sejenisnya, kita akan langsung antisipasi dengan pengobatan, kemudian kita berikan vaksin anti rabies," ujar Redwan.

Lebih jauh, ketersediaan vaksin anti rabies atau VAR untuk mengakomodir masyarakat yang terkena gigitan hewan pembawa rabies di Dinkes Provinsi Bengkulu dan jajaran saat ini dipastikan tetap tersedia. Stok vaksin juga ada di wilayah kabupaten/kota mengingat kabupaten dan kota melakukan pengadaan terhadap vaksin anti rabies.

"Vaksin kita untuk rabies masih ada, tapi terbatas karena didistribusikan langsung dari pusat. kita juga mengusulkan tambahan vaksin," tutup Redwan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan