Suplay Terlambat Sebabkan Antrean Panjang di SPBU

Asisten II Setda Provinsi Bengkulu, RA. Denny--GATOT/RK

Radarkoran.com - Dalam beberapa hari ini masyarakat Bengkulu mengeluhkan kondisi sulitnya untuk mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) di tingkat SPBU. Tidak hanya BBM bersubsidi, jenis non subsidi juga sulit untuk didapatkan. 

Kondisi ini berimbas panjangnya antrean kendaraan di SPBU, bahkan masyarakat rela membeli BBM di tingkat eceran yang harganya lebih tinggi.

Asisten II Pemda Provinsi Bengkulu, R.A Denni  menyampaikan, dari rapat yang telah dilakukan Pemprov Bengkulu bersama pihak Pertamina seeta pihak terkait lainnya, antrean yang terjadi akibat terhambatnya pendistribusian suplay BBM yang dilakukan melalui jalur darat. 

"Terhambatnya supply BBM ini dampak dari pendangkalan alur yang ada di pelabuhan Pulau Baai, sehingga minyak kita tidak bisa diauplai melalui jalur laut. Melainkan dari jalur darat," kata R.A. Denni.

Ia menambahkan, per Maret 2025 lalu, secara keseluruhan distribusi BBM ke Bengkulu dilakukan melalui jalur darat. Untuk Lebong, Rejang Lebong dan Kepahiang di supply dari Lubuk Linggau (Sumatera Selatan), untuk Mukomuko, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah dari Sumatera Barat. Sementara Kaur, Bengkulu Selatan dan Seluma itu dari Lampung. 

BACA JUGA:Diprotes Pedagang Pantai Panjang, Ini Tanggapan Pemkot Bengkulu

"Sebelum krisis pendangkalan alur pelabuhan Pulau Baai seperti saat ini, pengiriman BBM awalnya masih bisa didistribusikan sebagian melalui jalur laut. Tapi sekarang, secara keseluruhan melalui jalur darat, dan ini sifatnya sementara," tambahnya. 

Lebih jauh dikatakan RA. Deni, Pertamina menjanjikan kondisi pasokan normal kembali. Terhambatnya pendistribusian BBM ke Bengkulu juga dipastikan dapat diatasi karena pengaturan mobil tangki sudah disesuaikan layanan per wilayah.

 "Untuk saat ini yang sulit itu jenis BBM Pertamax, karena membutuhkan mobil khusus dalam pengangkutan. Tapi mereka (Pertamina) sudah janji dalam satu dua hari ini tidak lagi terjadi kelangkaan," ujar RA. Denni. 

Sementara itu, menyikapi adanya rencana dari pihak Pertamina yang ingin membangun pipa suplay BBM keluar pelabuhan, sehingga distribusi BBM dari kapal ke Depo Pertamina tanpa sandar ke pelabuhan, R.A. Denni menyebut jika saat ini belum bisa dilakukan karena anggaran belum tersedia untuk mendukung hal tersebut.

"Membangun pipa itu butuh anggaran cukup besar bagi mereka. Tapi kalau bisa dilaksanakan seperti itu, mereka bisa langsung bongkar muat di laut dan tidak tergantung di pintu alur lagi," singkatnya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan