Harga Cabai Merah Keriting di Kepahiang Turun: Petani Cabai Terancam Merugi

Radarkoran.com- Harga cabai merah kriting turun, para petani sangat mengeluhkan biaya produksi yang sangat tinggi. Dengan turunnya harga cabai merah, sangat merugikan para petani tanaman holtikultura, sedangkan harga cabai merah kriting hanya Rp. 27. 000 per kilogram.

Menurut Agustin, petani cabai asal Desa Sumber Sari, Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang, mengaku sebelum dirinya panen harga cabai bisa mencapai Rp 33.000 per kilogram.

"Panenan hari ini yang pertama, baru mendapatkan 12 kilogram, semoga saja sampai sore dapat 25 kilogram. Tapi harganya saat ini turun dan hanya Rp 27.000 per kilogram, dengan harga segitu belum masuk," ungkap Agustin, pada Jumat 2 Mei 2025Menurutnya, dengan harga jual di tingkat petani yang hanya Rp 27.000 per kilogram tersebut, belum dapat menutupi biaya operasional saat tanam, panen, dan pascapanen.

"Saya khawatir panenan kedua dan ketiga harga makin turun, kalau harga turun terus rugi besar para petani cabai. Karena tidak bisa mencukupi biaya produksi, modal untuk petani cabai tidak sedikit, semoga saja petikan yang pertama ini saja harga dibawah 30.000,"ujarnya.

Sementara itu, Widodo petani cabai asal Desa Tangsi Duren juga mengatakan hal yang sama. Ia mengeluhkan tanaman cabainya yang sudah rusak oleh hama penyakit dan ditambah dengan harga yang tidak memihak dirinya sebagai petani cabai.

BACA JUGA: Kejari Kepahiang Beberkan Hasil Penggeledahan di Desa Air Pesi: Dugaan Koropsi ADD DD

"Di tempat kami harga cabai merah kriting hanya mencapai Rp. 25 000 per kilogram dari petani ke pengepul. Dengan harga segitu, saya sebagai petani tanaman cabai, ya khawatir, bisa pulang modal atau tidak," keluhnya. 

Ia menambahkan, harga cabai sudah hancur, dan ditambah lagi tanaman cabai ikut hancur oleh hama penyakit dan cuaca yang saat ini tidak begitu mendukung.

"Kalau bisa pemerintah daerah, melalui dinas pertanian memperhatikan para petani. Bagaimana petani mau sejahtera ekonominya kalau harga cabai turun dan turun yang mengakibatkan petani merugi," keluh Widodo.