Nakes Puskesmas Muara Langkap Rogoh Gocek hingga Rp 200 Ribu untuk Ongkos Ojek
![](https://radarkepahiang.bacakoran.co/upload/6acc7d61c6ed0bb964ed6cd97a937204.jpg)
OJEK : Tenaga Kesehatan harus mengeluarkan ongkos Rp 200 ribu, demi menjalankan program pelayanan kesehatan di Desa Langgar Jaya Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu.--RIAN/RK
Jalankan Program Pos Bindu di Desa Langgar Jaya
Radarkepahiang.bacakoran.co - Kegiatan Pos Bindu atau Pos Pelayanan Terpadu dan program Posyandu, tetap dijalankan secara rutin oleh tim pelayanan kesehatan Puskesmas Muara Langkap Kecamatan Bermani Ilir Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu, meskipun harus mengeluarkan biaya sendiri untuk transportasi.
Lumayan besar, per orang harus merogoh gocek pribadi hingga Rp 200 ribu. Biaya itu untuk membayar ongkos ojek menuju salah satu desa binaan, yakni Desa Langgar Jaya yang berada di Kecamatan Bermani Ilir.
Bukan tanpa sebab, biaya ojek mahal lantaran kondisi jalan menuju desa itu hingga sekarang masih seperti kubangan (Ketika lagi turun hujan maupun setelah turun hujan).
Kondisi jalan yang sangat buruk, juga menjadi tim pelayanan kesehatan Puskesmas Muara Langkap untuk menjalankan tugas rutin memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat desa setempat. Seperti disampaikan Kepala Puskesmas Muara Langkap, Mesi Arena S,ST, Selasa 20 Februari 2024.
BACA JUGA:Penyampaian LPPDK oleh Parpol Peserta Pemilu 2024 Berakhir 22 Februari
Dia menjelaskan, terakhir pihaknya menjalankan Pos Bindu di Desa Langgar Jaya pada Senin 19 Februari 2024. Berangkat sekira pukul 08:00 WIB pagi dengan menggunakan jasa ojek, tiba di Desa Langgar Jaya sekira pukul 13.00 WIB.
Jarak tempuh yang memakan waktu cukup lama tentu menyebabkan waktu pelayanan Pos Bidu terhadap warga Desa Langgar Jaya menjadi berkurang.
"Ya Desa Langgar Jaya ini salah satu desa binaan kami, jadi setiap bulannya kami rutin melaksanakan Pos Bindu. Tentu kondisi jalan rusak masih menjadi kendala kami dalam memberikan pelayanan, karena jarak tempuh untuk sampai ke desa menjadi cukup lama," paparnya.
"Kami juga harus mengeluarkan ongkos ojek pulang pergi sebesar Rp 200 ribu. Tim kami yang berangkat terdiri dari 14 orang," sampai Mesi melanjutkan.
"Untuk ongkos, kami menggunakan dulu uang pribadi, nanti akan diganti ketika dana BOK cair. Dengan kondisi ini ya tentu penggunaan Dana BOK otomatis terpotong untuk melaksanakan kegiatan lainnya," terangnya lagi.
Hujan memperparah kondisi jalan, lanjut Mesi, yang tidak jarang menjadi temuan saat pergi atau pun pulang dari desa. Sejauh ini, kondisi itu tak menjadi hambatan bagi mereka menjalankan tugas, memberikan pelayanan kesehatan pada warga Desa Langgar Jaya.
"Keadaan ini sudah lama kami alami. Tapi salutnya, tenaga kesehatan kami tetap fokus menjalankan tugas ini dengan lapang dada," ujar Mesi.
BACA JUGA:Seperti Kubangan, Musrenbangcam Tidak Akomodir Pembangunan Jalan, Harapan Warga Langgar Jaya Pupus