DBD di Kepahiang Tembus 97 Kasus, Terbanyak di Kecamatan Ujan Mas
DBD : Fogging salah satu langkah Dinkes Kepahiang serta Puskesmas di Kabupaten Kepahiang untuk melakukan penanggulangan terhadap kasus DBD yang terjadi.--EPRAN/RK
Radarkoran.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu mencatat sepanjang tahun 2024 ini, sudah terjadi 97 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Jumlah kasus DBD tersebut nyaris menyentuh angka 100, lantaran ada penambahan pada Mei lalu sebanyak 22 kasus.
Secara keseluruhan, kalau dilihat dari laporan masing-masing Puskesmas yang ada di daerah ini, yakni laporan dari Puskesmas Cugung Lalang yang berada di wilayah Kecamatan Ujan Mas menjadi yang terbanyak dengan 57 kasus DBD. Selanjutnya ada laporan Puskesmas Pasar Kepahiang berjumlah puluhan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang, H. Dr. Tajri Fauzan, S.KM, M.Si melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Wisnu Irawan, S.Kep, MM membenarkan bahwa sepanjang 2024 dari Januari-Mei 2024 tercatat 97 kasus DBD yang terjadi di daerah ini.
Dilihat dari laporan setiap Puskesmas, sejauh ini kasus DBD terbanyak terjadi di wilayah kerja Puskesmas Cugung Lalang Kecamatan Ujan Mas 57 kasus, dan Puskesmas Pasar Kepahiang lebih dari 20 kasus.
BACA JUGA:Hingga Mei 120 Warga Positif DBD, 2 Meninggal Dunia
"Selebihnya tersebar di sejumlah Puskesmas yang lain termasuk RSUD Kepahiang," kata Wisnu, Selasa 04 Juni 2024.
Disampaikan Wisnu, penyebab tingginya kasus DBD yang terjadi di Kabupaten Kepahiang di antaranya faktor cuaca, kebersihan lingkungan, dan sejumlah faktor lainnya. Dari kasus DBD yang terjadi, baik itu yang ada di Puskesmas maupun di RSUD Kepahiang sudah ditangani dengan baik dan ditindak lanjuti dengan fogging maupun sejumlah langkah pencegahan lainnya.
"Alhamdulillah dari kasus DBD yang terjadi sepanjang tahun 2024 ini, sampai dengan sekarang tidak ada yang meninggal dunia, semuanya telah dilakukan penanggulangan dengan baik," demikian Wisnu.
Untuk diketahui, dalam rangka pencegahan DBD dan agar efektif, masyarakat diminta menerapkan Menguras, Menutup dan Memanfaatkan barang daur ulang atau 3M, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS, dan mengubur wadah yang bisa menampung air.
Selanjutnya harus mengatur pencahayaan yang cukup di dalam rumah, memasang kawat anti nyamuk di ventilasi rumah, serta tidur dengan menggunakan kelambu.
BACA JUGA:811 Warga Provinsi Bengkulu Positif DBD, Lonjakan Kasus Terjadi pada Maret
Pada umumnya, seseorang akan mengalami tanda-tanda DBD dalam kurun waktu 4 - 6 hari setelah terinfeksi oleh virus dengue. Seseorang yang terkena DBD akan mengalami demam tinggi secara mendadak hingga mencapai suhu di atas 38 derajat celsius.
Selain demam, penderita DBD juga bisa mengalami sakit kepala berat, nyeri otot, mual serta nyeri ulu hati, tanda-tanda perdarahan seperti mimisan, gusi berdarah, dan timbul bintik-bintik merah pada kulit.
Demam berlangsung pada hari 1 - 2, akan turun pada hari ke 3. Tapi antara hari ke-3 hingga hari ke-5 saat demam lagi turun inilah yang justru merupakan masa kritis DBD. Di mana terjadi kebocoran cairan dari pembuluh darah yang disertai penurunan nilai trombosit, sehingga memerlukan terapi cairan serta observasi secara ketat.