Petani Wajib Tahu, Ini Perbedaan Kopi Stek dan Kopi Tidak Stek
KOPI : Hasil produksi kopi stek biasanya 2 kali lipat lebih banyak dari kopi normal atau yang tidak stek.--EPRAN/RK
Radarkoran.com - Masyarakat Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu, sebagian besarnya merupakan petani kopi dibandingkan jenis tanaman lain. Terlebih sekarang harga kopi lagi tinggi-tingginya, hingga Rp 70 ribu per kilo untuk jenis arabika. Harga kopi saat ini merupakan harga tertinggi di daerah Kepahiang sepanjang sejarah.
Untuk meningkatkan produksi petani, Radarkoran.com merangkum keunggulan kopi stek dibandingkan dengan kopi tidak stek sebagai acuan petani terhadap tanama kopinya. Hal ini pun dianggap wajib diketahui oleh petani kopi. Karena terdapat perbedaan antara kopi yang sudah stek dan kopi yang masih normal, atau tidak stek.
Salah satu perbedaannya terdapat pada hasil produksi. Sebab untuk kopi stek, biasanya bisa meningkatkan hasil produksi dua kali lipat dari kopi yang tidak di stek atau normal. Selain itu, kopi stek buahnya tidak putus-putus (Selalu ada) walaupun tidak terlalu banyak. Meski berbuah secara terus menerus, kopi stek tetap panen agung atau panen besar setahun sekali.
Namun pada dasarnya, baik kopi yang sudah dilakukan stek maupun kopi yang tidak distek tetap diperlukan perawatan yang baik. Karena, dengan dilakukan perawatan yang baik, kopi akan berbuah dan hasil produksinya bisa meningkat, apalagi kalau datang musim panen.
BACA JUGA:Cara Stek Kopi Sambung dan Batang Terbaik, Membuat Setiap Dahannya Berbuah Lebat
Selain itu, baik kopi stek atau kopi yang belum distek juga menjadi kunci utama adalah bibit ketika dilakukan penanaman. Sebab, jika bibit awal penanaman yang didapat merupakan bibit baik, maka kopi yang sudah distek maupun kopi yang belum distek hasilnya akan baik. Ditambah kalau kopi stek maka hasilnya bisa mencapi 2 kali lipat dari kopi yang normal atau belum distek.
Berkaitan dengan kopi yang merupakan komuditas unggulan di Kabupaten Kepahiang, dikenal 2 jenis stek yang dilakukan. Pertama stek metode payung dan kedua stek dengan metode sambung tunas. Kedua metode stek yang dikenal di daerah ini bertujuan meningkatkan hasil produksi buah kopi.
Kedua metode kopi stek yang dilakukan sebenarnya hampir sama. Baik metode stek batang maupun metode stek sambung, sebab yang membedakan hanya cara penyetekan saja. Untuk stek payung pucuk batang tua yang dipotong dan dilakukan penyambungan dengan entres baru. Sementara stek sambung, itu tunas yang dipotong dan disambung dengan entres baru.
Berikut ini perbedaan kopi stek dan tidak stek:
1. Kopi stek biasanya bisa menghasilkan buah 2 kali lipat dari kopi tidak stek.
2. Biasanya kopi stek hanya kisaran 8 bulan untuk bisa berbuah.
3. Kopi stek akan berbuah setiap waktu (Buah selang ada terus tapi sedikit).
BACA JUGA:Harga Kopi Robusta di Kepahiang Bisa Tembus Rp 70 Ribu per Kilogram, Tapi Ini Syaratnya
4. Dalam kualitas buah juga berbeda, kopi stek kualitas buahnya baik karena saat melakukan stek memilih entres yang unggul.