Gegara Pendangkalan Pelabuhan Pulau Baai Ekspor Cangkang Sawit Anjlok

Kawasan Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu--GATOT/RK

Radarkoran.com - Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Bengkulu mencatat, hingga 20 Desember 2024 realisasi bea keluar tahun 2024 menunjukkan tren negatif dengan persentase minus 79,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Total bea keluar hanya mencapai Rp 1,57 miliar, jauh dibandingkan tahun lalu yang berhasil menyumbang Rp 7,7 miliar.

Penurunan ini terkontraksi akibat menurunnya volume ekspor cangkang sawit akibat adanya penundaan ekspor. Penundaan ekspor tersebut lantaran adanya pembengkakan biaya muat di kawasan Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu. 

Pembengkakan biaya muat ini diduga kuat akibat pendangkalan alur pelabuhan yang belum kunjung ditangani. Kedalaman alur di kawasan Pulau Baai Bengkulu kini hanya berkisar 3-4 Low Water Spring (LWS), jauh dari standar untuk mendukung aktivitas kapal besar. Hal ini menghambat kapal-kapal pengangkut cangkang sawit masuk dan melakukan bongkar muat.

"Tahun ini bea keluar cangkang sawit menurun drastis dibandingkan tahun lalu, penurunannya sangat signifikan. Ini disebabkan oleh pendangkalan alur pelabuhan," kata Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Bengkulu, Koen Rachmanto.

Sejauh ini, dari dua perusahaan eksportir cangkang sawit di Bengkulu, hanya satu yang masih bertahan menggunakan Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu, yakni PT Jatim Partindo. Perusahaan lainnya, PT Inti Persada, memilih mengalihkan aktivitas bongkar muat ke pelabuhan lain di luar Bengkulu.

BACA JUGA:Dewan Soroti TPP ASN Pemkot Tak Kunjung Dibayarkan

"Sebelumnya, ada dua perusahaan yang memanfaatkan Pelabuhan Pulau Baai. Namun, dengan kondisi seperti ini, perusahaan lain mencari alternatif, sehingga tinggal satu perusahaan saja yang aktif di sini," sampai Koen. 

Kondisi anjloknya bea keluar cangkang sawit bukan hanya persoalan bagi pelabuhan, tetapi juga menjadi pukulan telak bagi perekonomian Bengkulu. Cangkang sawit, yang merupakan produk turunan kelapa sawit, selama ini menjadi salah satu komoditas unggulan ekspor Bengkulu.

Koen Rachmanto berharap pengerukan alur pelabuhan untuk mengatasi persoalan pendangkalan dapat segera dilakukan agar aktivitas bongkar muat kembali normal. Ia optimistis, jika alur pelabuhan sudah memadai, potensi bea keluar dari komoditas unggulan Bengkulu, termasuk cangkang sawit, dapat meningkat signifikan.

"Dengan alur yang normal, kami yakin aktivitas pelabuhan akan kembali menggeliat, dan tentunya bea keluar juga akan naik. Ini penting untuk mendukung ekonomi daerah," ujarnya.

Sebelumnya, Asisten II Setda Provinsi Bengkulu, Raden Ahmad Denni, menegaskan bahwa pengerukan alur pelabuhan Pulau Baai Bengkulu saat ini tengah dalam tahap finalisasi. Meski begitu, ia mengakui bahwa prosesnya membutuhkan waktu karena melibatkan mekanisme kerja sama dengan perusahaan swasta.

"Untuk pengerukan itu sistemnya Private Company, jadi kami dorong agar pengerukan bisa dilakukan secepat mungkin. Pemerintah juga terus memantau perkembangan ini," singkatnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan