Inflasi Bengkulu Februari 2025 Kembali Turun

Senin 03 Mar 2025 - 17:21 WIB
Reporter : Gatot Julian
Editor : Eko Hatmono

Radarkoran.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu mencatat, angka inflasi Bengkulu di bulan Februari tahun 2025 mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya. 

Tercatat, pada Bulan Februari 2025, Bengkulu mengalami inflasi minus atau deflasi sebesar 1,26 persen (y-on-y) dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 104,73. Angka inflasi periode ini turun dari angka inflasi di Januari yang sebesar minus 0,09 persen (y-on-y).

"Pada Februari 2025 ini inflasi kita sebesar 0,57 persen atau inflasi minus 0,57 persen (m-to-m). Sehingga sampai dengan bulan Februari inflasi kita minus 1,16 persen (y-to-d) dan secara tahunan (y-on-y) minus 1,26 persen," ungkap Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir. Win Rizal, ME saat diwawancarai usai rilis berita statistik pada Senin, 3 Maret 2025 di Kantor BPS Provinsi Bengkulu.

Jika dibandingkan dengan periode Januari 2025 yang berada di angka minus 0,59 persen, inflasi bulanan Provinsi Bengkulu di Februari 2025 sedikit mengalami kenaikan. Sedangkan jika dilihat dari segi inflasi tahun kalender, deflasi tahun kalender (y-to-d) Januari 2025 sebesar sebesar 0,59 persen mengalami penurunan tajam di Februari 2025 sebesar minus 1,16 persen.

Deflasi y-on-y di Provinsi Bengkulu terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya beberapa indeks harga kelompok pengeluaran. Kelompok yang dimaksud yakni kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,26 persen. Lalu ada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 13,58 persen.

Kemudian ada kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,80 persen, dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,41 persen. 

BACA JUGA:Pimpin Apel Perdana, Gubernur Helmi Hasan Tekankan Hal Ini

Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks, yakni kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,13 persen, kelompok kesehatan sebesar 2,88 persen, kelompok transportasi sebesar 1,27 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,38 persen, kelompok pendidikan sebesar 1,91 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,09 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,12 persen. 

"Yang Cukup berdampak itu adanya penurunan tarif atau diskon tarif dan fenomena lainnya seperti ketersediaan pasokan komoditas," sampai Win Rizal.

Sebelumnya, pemerintah telah memberikan diskon tarif listrik 50 persen bagi pelanggan rumah tangga PT PLN (Persero) daya 450 VA hingga 2.200 VA yang berlaku selama dua bulan yaitu Januari dan Februari 2025.

Untuk pelanggan prabayar, dampak penurunan tarif listrik sudah tercatat sejak Januari 2025. Dan untuk pelanggan pascabayar, dampak penurunan tarif listrik tercatat pada Februari 2025 (pembayaran atas pemakaian listrik Januari 2025).

"Inflasi di Februari potretnya seperti yang di bulan januari, hampir mengalami kemiripan. Disana peran dari diskon tarif listrik masih cukup tinggi," tambah Win Rizal.

Walaupun adanya penurunan inflasi, Win Rizal mengingatkan akan pentingnya antisipasi khususnya kenaikan harga komoditas pangan. hal ini mengingat di Maret ada momentum hari besar keagamaan puasa ramadhan. 

"Saat ini kan bulan Ramadhan dan ini yang betul-betul diantisipasi. Jangans ampai lonjakannya tidak terkendali," ujar Win Rizal.

Untuk mencegah peningkatan inflasi di bulan Maret ini, Win Rizal menyebut pentingnya tim pengendali inflasi daerah untuk mengoptimalkan pemantauan harga-harga komoditas pangan di pasaran agar tidak naik secara signifikan.

Kategori :